Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

In Memoriam: 8 Tahun Menjadi Staf Dr. Ignas Kleden, M.A

30 Januari 2024   14:27 Diperbarui: 31 Januari 2024   11:27 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya, artikel sederhana ini telah disiapkan sejak tanggal 22 Januari 2024 (malam hari). Namun lumayan banyak hal yang dipikirkan.

Lumayan banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam hati, kira-kira apa yang pantas untuk diungkapkan mengenai alm. Bapak Dr. Ignas Kleden, M.A, seorang sosiolog sekaligus sastrawan Indonesia?

Bagi kami, Bapak Ignas bukan hanya seorang cendekiawan. Tetapi ia adalah pemimpin, orang tua, sekaligus pembimbing yang sangat menyenangkan. 

Untuk kisah beliau sebagai seorang cendekiawan, sudah banyak diungkapkan oleh sahabat dekatnya. Karena itu, yang bisa penulis lukiskan di sini adalah keseharian seorang Ignas Kleden sebagai pimpinan selama lebih kurang 8 tahun  

Senin pagi, 22 Januari 2024. Kaget saat membaca status beberapa asenior dan teman di Facebook, lalu mengintip beberapa grup WhatsApp yang ada. Benar, Dr. Ignas Kleden, M.A, seorang sosiolog, penulis dan pembicara di berbagai seminar tutup usia. 

Hermien Kleden, adik bungsu almarhum mengabarkan, Dr. Ignas Kleden, M.A menghembuskan nafas terakhir sekira pukul 03.40 WIB di RS Suyoto, Jakarta Selatan. 

Dr Ignas Kleden, MA (dok foto: FB Greg Nafanu)
Dr Ignas Kleden, MA (dok foto: FB Greg Nafanu)

Dalam sekejap, grup WhatsApp dan Telegram yang sebagian besar beranggotakan warga NTT menjadi ramai dengan berita meninggalnya beliau. 

Jenazahnya pun sudah disembahyangkan secara agama katolik sesuai keyakinan beliau. Keluarga memilih untuk melakukan kremasi jenazah di Krematorium Rumah Duka Carolus Jakarta pada hari Rabu, 24 Januari 2024. 

Banyak kesaksian yang disampaikan oleh keluarga, para pemikir, dan juga sahabat-sahabat semasa almarhum masih hidup.  Terutama tentang intelektualitasnya. 

Beliau termasuk salah satu cendikiawan. Pemikiran-pemikirannya orisinal, namun berbasis pada pikiran yang rasional.

Selain orisinal, dalam pemaparan pikirannya yang logis, sosiolog Ignas Kleden juga sering menyertakan pendapat para pakar, baik yang ia amini, maupun tidak disetujui. 

Dr. Ignas Kleden, M.A, lahir pada tanggal 19 Mei 1958 di Waibalun, Flores, Timur, NTT. Beliau berasal dari keluarga besar. Semuanya cerdas, termasuk pater Dr. Budi Kleden.

Dok foto: grup WhatsApp CEAI/Riasari Prasetiawati
Dok foto: grup WhatsApp CEAI/Riasari Prasetiawati

Penulis sendiri bertemu Dr Ignas Kleden sejak tahun 1999. Saat itu, kami mengerjakan media content analysis terkait otonomi daerah. 

Program tersebut dikelola oleh lembaga Pusat Kajian dan Edukasi Masyarakat (PAKEM) yang dipimpin oleh alm Bapak Drs. Frans Seda. Dan Pak Ignas adalah ketua divisi penelitian.

Selesai program tersebut, penukis diminta oleh Pak Ignas untuk bergabung dalam lembaga yang ia pimpin, the Go East yang kemudian berubah nama menjadi Center for East Indonesia Affairs (CEIA).

Beberapa anak muda, dibimbing langsung oleh duo Ignas. Dr Ignas Kleden sebagai direktur dan,Dr.-Ing Ignas Iryanto Djou sebagai  Deputy direktur.

Di bawah duet kepimpinan duo Ignas, CEIA mengerjakan beberapa program berskala nasional.

Beberapa program tersebut adalah Resolusi Langgur, dialog masyarakat muslim dan kristen yang melibatkan ribuan warga di Langgur, Kei Kecil, Maluku.

CEI juga memimpin dialog perdamaian antaretnis Dayak dan Madura di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Program lainnya, pelatihan bagi peneliti muda, khusus untuk bidang sosial di NTT selama dua kslim program ini dilakukan dengan menggandeng Toyota Foundation, Jepang. 

Pada Pileg dan Pilpres yang dilakukan secara langsung, CEIA juga aktif mengedukasi masyarakat dengan beberapa lembaga dengan nama konsorsium C for VICO yang didanai oleh Uni Eropa.

Beberapa program lainnya masih dikerjakan bersama-sama, lalu tahun 2007, CEIA menjadi vakum dan anak-anak muda mengakses kesempatan lain.

Hal paling menyenangkan saat menjadi staf Dr. Ignas Kleden, adalah sebagai berikut:

1. Ia tidak merasa lebih mampu. Setiap staf diberi kesempatan untuk menjadi program leader dan Dr. Ignas akan mendengar dan mengikuti apa yang telah disepakati dalam rapat.

2. Pembimbing andal. Setiap program leader harus mampu membuat proposal yang sesuai dengan "gaya" donatur. 

Setelah proposal dibuat oleh program leader, maka tahap selanjutnya adalah melihat bersama keseluruhan program. 

Ketika ada sesuatu yang kurang pas, pak Ignas akan menanyakan maksudnya, lalu menawarkan perubahan konsepnya. 

3. Mengajarkan staf untuk berpikir rasional. Setiap apa yang dikemukan, baik secara lisan maupun tulisan haruslah rasional. Tidak boleh asal ingin tampil beda.

4. Suka membagi pengalaman. Biasanya, sore hari adalah saat yang tepat untuk berdiskusi secara bebas. 

Ada ruangan diskusi bebas yang biasa kami gunakan. Ya, sambil minum kopi dan menunggu jalanan berkurang macetnya.

Maklumlah, kantor kami waktu itu ada di Tangkas Baru, Karet Kuningan, Semanggi. Macet kalau langsung pulang antara pukul 17.00 dan 18.00 WIB.

Itulah beberapa pengalaman saat menjadi staf alm Dr. Ignas Kelden, M.A. 

Selamat beristirahat dalam kedamaian abadi Bapak. Semoga amal dan jasamu tetap dikenang.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun