Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Catatan Seorang Petani Gurem: Musim Tanam Nyata Bergeser

21 Januari 2024   06:54 Diperbarui: 21 Januari 2024   11:30 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu dampak perubahan iklim, kekeringan di satu tempat sementara tempat lain banjir (dok foto: bbc.com)

Musim tanam kini semakin bergeser. Bergesernya lumayan jauh, dari bulan Oktober dan November ke bulan Desember dan Januari. Bahkan hingga bulan Februari.

Itu pun hujan datangnya tak tentu. Jika tahun-tahun sebelumnya, musim hujan yang hampir selalu diprediksi dengan cukup baik kini sulit diprediksi. Katanya sih, kemungkinan perubahan iklim global, ditambah lagi dengan fenomena El Nino di tahun 2023 ini.

Perubahan ini, adalah faktor eksternal yang tak dapat kami kontrol. Fenomena ini berjalan dengan sendirinya. Entah dimulai darimana dan akan berakhir di mana.

Namun kami sebagai petani gurem ini tidak terlalu paham, kok bisa ya yang namanya perubahan iklim ditambah fenomena El Nino membuat musim tanam bergeser seperti saat ini. 

Penjelasan yang dapat kami terima dari orang-orang pintar, bahwasanya saat ini memang terjadi perubahan iklim. Bahasa kerennya climate change. 

Katanya sih, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim global. Sebagian besar diakibatkan oleh perbuatan manusia yang ingin mendapatkan keuntungan berganda. 

Adanya gas-gas di dari rumah kaca menjadi penyebab perubahan iklim global. Ada beberapa gas di atmosfer bumi yang berfungsi seperti kaca di dalam rumah kaca. 

Gas-gas ini membuat suatu perangkap panas matahari yang berbahaya bagi makhluk hidup di bumi. Panas ini dijaga dengan baik, dan tidak bocor. Lalu dipantulkan kembali ke angkasa. 

Aktivitas manusia, disinyalir sebagai kontributor pada peningkatan konsentrasi gas-gas tersebut, seperti karbondioksida (CO2), gas metana, dinitrogen oksida, dan gas berfluorinasi. Peluang bocornya ozon ini kemudian memberi sumbangan bagi perubahan iklim global. 

Pabrik-pabrik ini berkontribusi pada efek rumah kaca, pemanasan global lalu perubahan iklim global (dok foto: berbagai reviewes.com)
Pabrik-pabrik ini berkontribusi pada efek rumah kaca, pemanasan global lalu perubahan iklim global (dok foto: berbagai reviewes.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun