Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengulik Plus dan Minus Kehadiran Kota Mandiri

13 Januari 2024   06:50 Diperbarui: 14 Januari 2024   12:31 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kota mandiri (dok foto: properti.kompas.com)

Kota mandiri adalah konsep pembangunan kota yang didesain untuk memiliki otonomi penuh dalam hal ekonomi, keuangan, dan tata kelola. 

Tujuan dari pembentukan kota mandiri biasanya adalah untuk menciptakan pusat-pusat perkotaan yang lebih mandiri secara ekonomi . Selain itu, juga untuk memberikan kemandirian dalam pelayanan publik, infrastruktur, serta pengelolaan sumber daya lokal.

Dengan mendirikan kota mandiri, diharapkan tercipta pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang mampu menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya. 

Pembentukan kota mandiri juga diarahkan untuk memperkuat identitas dan keberlanjutan lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah tersebut.

Konsep kota mandiri ini seringkali diimplementasikan dalam proyek pembangunan kota baru atau pengembangan kawasan perkotaan yang ada. Harapannya adalah bahwa kota-kota tersebut dapat berkembang secara mandiri dan berkelanjutan.

Kelebihan Kota Mandiri

1. Otonomi ekonomi. Kota mandiri memiliki kontrol penuh atas sumber daya dan keuangan mereka sendiri. Fungsi ini memungkinkan untuk pengembangan yang lebih efektif dan berkelanjutan.

2. Pengembangan berkelanjutan. Dengan fokus pada keberlanjutan lingkungan dan sosial, kota mandiri dapat menyediakan infrastruktur yang ramah lingkungan.

Pemgembangan perumahan pun menjadi terjangkau. Di samping itu, akses ke layanan publik, dan ruang terbuka yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduknya juga sangat menunjang.

3. Pusat pertumbuhan ekonomi baru. Pembangunan kota mandiri dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang baru. Termasuk menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat perekonomian lokal.

BSD City, salah satu kota mandiri yang berada di dekat Jakarta (dok foto: banten.suara.com)
BSD City, salah satu kota mandiri yang berada di dekat Jakarta (dok foto: banten.suara.com)

Kekurangan Kota Mandiri

1. Tantangan finansial. Memerlukan investasi besar-besaran untuk membangun infrastruktur dan menyediakan layanan publik yang memadai, yang mungkin sulit diakses oleh pemerintah daerah atau pengembang swasta.

2. Risiko isolasi. Ada risiko bahwa kota mandiri bisa menjadi terlalu terisolasi dari wilayah sekitarnya, yang mungkin mengurangi kerjasama dan koordinasi antar kota-kota, serta kesempatan perdagangan dan pertukaran budaya.

3. Pengelolaan yang efisien. Diperlukan manajemen yang efisien dan tata kelola yang kuat untuk memastikan bahwa otonomi kota mandiri tidak misused atau disalahgunakan. 

Juga untuki memaastikan bahwa kebijakan pembangunan kota tetap sesuai dengan kebutuhan penduduk dan lingkungan setempat. Pengelolaan kota pun harus memperhitungkan berbagai aspek negatif yang timbul akibat salah kelola.

Upaya Mempertahankan Kota Mandiri

Untuk menjaga kota mandiri tetap bertahan, beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut ini.

Pertama, terkait dengan pengelolaan finansial. Penting untuk memastikan keberlanjutan finansial kota mandiri melalui pengelolaan yang baik terhadap sumber daya keuangan, termasuk pendapatan pajak, investasi, dan dana pemerintah pusat atau swasta.

Kedua, menyangkut partisipasi masyarakat. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan kota mandiri, sehingga kebijakan yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi penduduk setempat.

Ketiga, pengembangan infrastruktur. Fokus pada pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan, seperti transportasi umum, sistem energi terbarukan, dan pengelolaan air bersih, untuk mendukung pertumbuhan yang ramah lingkungan.

Keempat, berhubungan dengan kemitraan dan kerjasama. Membangun kemitraan dengan pemerintah pusat, lembaga internasional, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil untuk mendukung pembangunan kota mandiri. Termasuk dalam hal teknologi, investasi, dan pertukaran pengetahuan.

Kelima, berkaitan dengan pengelolaan Sumber Daya Alam. Melindungi dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan agar tetap memberikan manfaat jangka panjang bagi penduduk kota mandiri tanpa merusak lingkungan.

Keenam, inovasi dan pemberdayaan ekonomi lokal. Mendorong inovasi dalam ekonomi lokal, termasuk pengembangan industri kreatif dan pariwisata, serta memberdayakan pelaku usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. 

Pesona kota mandiri baru Paramount Petals di Jakarta (dok foto: mediaindonesia.com)
Pesona kota mandiri baru Paramount Petals di Jakarta (dok foto: mediaindonesia.com)

Dengan melakukan upaya-upaya ini, diharapkan kota mandiri dapat tetap bertahan dan berkembang secara berkelanjutan untuk kesejahteraan penduduknya. 

Referensi: kompas.id.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun