Saat ini ada 6 kasus Mycoplasma pneumoniae yang ada di Indonesia. Lima pasien menjalani perawatan di Rumah Sakit Medistra, dan 1 pasien Jakarta Woman & Children's Clinic  (JWCC).
Demikian disampaikan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)Kemenkes  RI, Maxi Rein Rondonuwu dalam konpers daring yang  diberitakan oleh kompas.com pad hari Kamis ( 7 Desember 2023) lalu.
Namun dijelaskan pula oleh sang Dirjen bahwa semua pasien yang dirawat dinyatakan telah sembuh, baik yang menjalankan proses rawat inap maupun rawat jalan.Â
Beberapa hari belakangan ini, Indonesia mulai diramaikan oleh penyakit bernama Pneumonia, Â selain pemberitaan mengenai tren naiknya Covid-19 di Jakarta dan sekitarnya.
Secara kebetulan juga, ada kenaikan persentase orang menggunakan masker. Hari Kamis (7 Desember 2024), penulis berangkat dari Kupang ke Bandar Lampung  dengan salah satu maskapai penerbangan.
Pesawat transit di Surabaya, dan naiklah satu rombongan sekitar 10 orang. Â Di atas pesawat, salah satu ibu (sepertinya ketua rombongan) pun membagi-bagikan masker kepada anggota timnya yang belum mengenakan masker.Â
Lalu di bandara Internasional Soekarno-Hatta, penulis juga melihat penggunaan masker sedikit meningkat dibandingkan dengan bulan lalu ketika penulis berangkat dari Bandar Lampung ke Kupang dan transit di Soekarno-Hatta Air port.Â
Terlihat, sebagian besar warga tanggap dengan isu penyakit yang sementara berkembang di Indonesia. Sepertinya pengalaman pemakaian masker saat pandemi Covid-19, mengingatkan orang untuk waspada, Â terutama saat berada di ruang publik.Â
Gejala Pneumonia mycoplasma
Merujuk pada alodokter.com,  Pneumonia mycoplasma adalah  bukan merupakan jenis bakteri baru. Bakteri ini sebenarnya berupa kuman yang paling sering menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan, jauh sebelum munculnya virus COVID-19 yang mewabah di dunia, termasuk di Indonesia.
Pneumonia mycoplasma merupakan bakteri yang menimbulkan radang paru-paru atau pneumonia. Pada umumnya, menyebabkan gejala infeksi yang ringan tetapi dapat juga menimbulkan pneumonia berat dan perlu opname di rumah sakit.
di dunia medis, Pneumonia mycoplasma disebut sebagai walking pneumoniae.  Penyebutan demikian karena penyakit ini menyebabkan gejala yang ringan saja, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyebar luas. Di samping itu, tidak semua orang yang telah tertular mengalami gejala.
Berikut ini gejala yang ditimbulkan oleh Pneumonia mycoplasma yang sering timbul pada anak di atas 5 tahun hingga usia dewasa versi alodokter.com.
- Sakit tenggorokan
- Lelah atau lemas
- Demam ringan
- Batuk-batuk, dimulai dari batuk kering yang dapat berkembang menjadi batuk berdahak kuning kehijauan
- Nyeri dada karena batuk yang sulit berhenti
- Sakit kepala
Sedangkan gejala yang timbul pada anak usia di bawah 5 tahun di antaranya adalah sebagai berikut.
- Pilek atau hidung tersumbat
- Mata berair
- Sakit tenggorokan
- Bersin-bersin
- Mengi atau bengek
- Muntah-muntah
- Diare.
Penyebaran dan  Cara Menghindari Penularan Pneumonia mycoplasma
Cara penyebaran Pneumonia mycoplasma melalui droplet atau percikan air liur di udara. Terutama saat penderita batuk atau bersin.  Pada saat tersebut, seseorang dapat menular ketika menghirup droplet si penderita pneumonia.Â
Gejala yang ditimbulkan oleh bakteri pneumonia adalah berkisaa antara  1 hingga 4 minggu setelah bakteri tersebut menginfeksi tubuh si penderita.Â
Infeksi Pneumonia mycoplasma lebih mudah menular di tempat yang ramai sebab penularannya lebih banyak melalui udara yang disebabkan oleh  percikan air liur  atau droplet yang kemudian menempel juga di benda-benda yang dihirup atau disentuh orang lain.
Mycoplasma pneumonia mudah menyebar pada tempat-tempat yang ramai seperti berikut ini:
- Airport, stasiun, terminal
- Sekolah atau kampus
- Pesantren atau asrama
- Rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain
- Tempat perawatan, misalnya panti jompo, atau tempat penampungan
- Tempat ibadah
- Tempat lain yang padat dengan manusia.
Upaya pencegahan terhadap tertularnya penyakit pneumonia adalah menggunakan masker yang sesuai dengan standar, terutama saat berada di tempat-tempat umum dan ramai dengan manusia.Â
Selain itu,  usahakan untuk tidak menyentuh wajah sebelum mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, atau menggunakan hand sanitizer.  Juga tidak berdekatan dengan orang yang punya gejala, terutama yang terlihat sedang flu.
Hal lain yang disarankan oleh dokter adalah menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan sehat dan bergizi, istirahat yang cukup dan melakukan kegiatan olahraga secara teratur.
Waspada, Yes! Panik, No!
Segala jenis penyakit, terutama penyakit yang menular harus diantisipasi dengan cara waspada. Berupaya untuk menghindari atau mencegahnya, itu lebih baik daripada mengobatinya.
Tindakan seperti menggunakan masker, memakai hand sanitizer, tidak menyentuh permukaan benda-benda publik, batuk dan bersin dengan menempelkannya pada siku dan tidak menghadap ke orang lain merupakan beberapa tindakan preventif yang baik.Â
Waspada agar tidak menyebarkan atau tertular penyakit menular seperti pneumonia. Namun tetap tidak boleh panik. Sebab panik justru akan membuat kita menjadi gelisah, serba tidak nyaman, dan bisa saja jatuh sakit akibat kepanikan yang tidak perlu.Â
Rujukan
1. https://www.kompas.com/tren/image/2023/12/07/
2. https://www.alodokter.com/mycoplasma-pneumoniae.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H