Namanya bunga "Air mata pengantin". Macam ke sinetron saja ya. What ever-lah, mau seperti sinetron, atau drakor yang tak perlu dipertentangkan. Air mata pengantin yang keluar di malam pengantin itu karena 2 kemungkinan: lagi berbahagia atau sedih karena faktor X.Â
Kalau masih penasaran, pastikan saja untuk mengecek nama ilmiahnya. Sebab apapun nama lokalnya, semua akan merujuk ke nama latin. Beruntungnya kita, pernah memiliki seorang ahli bernama Carl Linnaeus, seorang botanist sekaligus physician dan zoolgyst berkebangsaan Swedia.Â
Di dunia flora, terkhusus dalam ilmu Botani, Carl Linnaeus adalah Bapak Taxonomy yang mana memberikan aturan mengenai pemberian nama jenis tumbuhan yang terdiri dari Genus dan spesiesnya.
Kembali ke air mata pengantin. Genusnya Antigonon. Spesiesnya banyak. Jika tidak diketahui spesiesnya, maka cukup diberi nama Antigonon sp. Apabila terlalu banyak jenisnya, maka diberi nama Antigonon spp.Â
Air mata pengantin yang dipelihara di Indonesia terdiri dari beberapa spesies. Di antaranya Antigonon leptopus, Antigonon watson, dan Antigonon guatimalense.Â
Asal Usul dan Morfologi Si Air Mata Pengantin
Bunga air mata pengantin disebut juga dengan nama coral vine, chain of love, atau Mexican creeper. Sering dinamakan dengan Antigonon leptopus saja, meskipun ada jenis lainnya.
Tanaman ini disinyalir berasal dari Meksiko. Umumnya ditemukan berkembang di benua Asia dan Afrika, Karibia dan Amerika. Di Indonesia, tanaman yang tergolong kelompok pemanjat alias liana ini didatangkan dari Amerika Tengah, dibawa oleh Belanda.Â
Di tahun 1980-an, air mata pengantin sempat populer. Namun layaknya popularitas tanaman, mereka hanya viral beberapa saat, meredup dan kembali viral.