1. Infeksi. Bakteri Wolbachia ditransfer dari induk betina ke telur nyamuk saat pembuahan. Telur tersebut kemudian menetas menjadi larva yang juga membawa bakteri Wolbachia.
2. Reproduksi. Bakteri Wolbachia terus berkembang biak di dalam nyamuk dewasa. Bakteri ini menginfeksi jaringan reproduksi nyamuk betina dan mampu mengendalikan perkembangbiakan mereka.
3. Persaingan Spermatozoa. Bakteri Wolbachia menginfeksi sel sperma nyamuk jantan, mengubah kadar metabolit yang dikeluarkan oleh sel sperma. Hal ini menyebabkan persaingan antar sperma, sehingga sperma yang tidak terinfeksi Wolbachia akan kalah bersaing.
4. Induksi Sterilitas. Jika nyamuk betina yang tidak terinfeksi Wolbachia kawin dengan nyamuk jantan yang terinfeksi Wolbachia, Wolbachia akan menginduksi sterilitas pada pasangan tersebut. Larva hasil perkawinan ini tidak akan berkembang menjadi nyamuk dewasa.
5. Penggantian Populasi. Dalam jangka waktu tertentu, bakteri Wolbachia akan menyebar melalui perkawinan nyamuk dan menginfeksi lebih banyak individu. Hal ini menyebabkan populasi nyamuk berevolusi menjadi populasi yang sebagian besar terinfeksi Wolbachia.
Prinsip utama dari penggunaan nyamuk Wolbachia adalah untuk mengendalikan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah atau Chikungunya.Â
Bakteri Wolbachia dapat menghambat pertumbuhan virus dalam nyamuk, sehingga nyamuk ini menjadi kurang mampu menyebarkan penyakit ketika menggigit manusia.
Selain itu, program pengendalian nyamuk Wolbachia juga dapat membantu mengurangi penggunaan insektisida kimia yang berpotensi merugikan lingkungan dan kesehatan manusia.
Selanjutnya, perlu ada transparansi dari riset terkait pilot project penyebaran nyamuk Wolbachia. Masyarakat perlu mengetahui hasil-hasil risetnya, tanpa ada yang ditutup-tutupi untuk kepentingan tertentu. Sebab ini berkaitan dengan kesehatan masyarakat Indonesia.
Referensi:
1. Â https://health.kompas.com/read/23K22060000468/
2. https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/nyamuk-wolbachia.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H