Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Masak Pakai Kayu di Tungku: Kearifan Lokal Hemat Energi yang Mulai Dilupakan

6 November 2023   03:18 Diperbarui: 6 November 2023   06:24 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah hemat energi adalah rumah yang dirancang untuk mengoptimalkan penggunaan energi dengan cara yang efisien. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi konsumsi energi dan dampak negatif terhadap lingkungan. 

Selain fitur dan desain rumah itu sendiri, rumah hemat energi juga mendorong penghuninya untuk mengadopsi kebiasaan hemat energi sehari-hari. Tidak boros energi sekalipun scara ekonomi, sangat mampu membiayai akibat pemakaian energi tersebut.

Menghemat energi sebenarnya tak perlu dipropagandakan secara besar-besaran. Cukuplah dimulai dari pribadi dan lingkungan kecil, di sekitar kita, dalam keluarga kecil.

Keluarga atau rumah tangga adalah unit terkecil dari beberapa individu yang hidup bersama. Mereka belajar dari hal-hal yang paling kecil. 

Perilaku seseorang juga terbentuk lewat latihan dan pembiasaan sejak usia dini. Dan tentunya, itu semua berawal dari rumah tangga. 

Orang tua, yaitu Ibu dan Bapak adalah Guru sepanjang hidup bagi anak-anak. Perilaku orang tua, didikan orang tua menjadi dasar bagi seorang anggota keluarga.

Kelak, apabila anggota keluarga tersebut telah dewasa dan mengikat diri dalam pernikahan dengan  pasangannya, maka didikan orang tua menjadi referensi untuk diterapkan dalam rumah tangga barunya.

Salah satu perilaku yang terbentuk dari didikan orang tua adalah pemanfaatan sumberdaya secara bijak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebab umumnya kebutuhan hidup itu sangatlah beragam. Sementara, sumberdaya punya keterbatasan.

Zaman Now Tergantung Sama Listrik

Salah satu kebutuhan hidup penting adalah pemanfaatan energi untuk menunjang aktifitas sehari-hari. 

Bahkan saat ini, manusia begitu tergantung pada sumber-sumber energi tertentu. Tanpa itu, aktifitas manusia terhambat dan macet.

Energi listrik misalnya. Saat ini semua aktifitas manusia semakin bergantung pada energi yang satu ini.

Aneka peralatan rumah tangga ini sangat tergantung pada energi listrik agar berfungsi dengan baik (dok foto: noveletras.blogspot.com)
Aneka peralatan rumah tangga ini sangat tergantung pada energi listrik agar berfungsi dengan baik (dok foto: noveletras.blogspot.com)
Kita mencoba melihat seputar rumah tangga saja, tak perlu jauh-jauh. 

Apa yang terjadi ketika PLN padam? Ramai-ramai berteriak ketika listrik milik PLN ini padam. 

Merek yang punya genset atau energi cadangan masih bisa memanfaatkannya sambil menunggu listrik PLN menyala lagi. Sementara yang tak punya, ya menunggu saja.

Matinya listrik di rumah, membuat anggota keluarga gerah. Kepanasan, sebab AC  atau kilas angin tak bisa berfungsi.

Wifi di rumah pun ikut mati. Kegiatan berselancar atau bekerja dengan internet pun macet. Kecuali yang punya pulsa data yang cukup.

Mau menonton TV? Sama saja, padamnya listrik membuat TV pun tak bisa dinyalakan.

Beranjak kita ke ruang makan dan dapur. Kulkas, rice cooker, dispenser, kompor listrik, blender. Semua memanfaatkan listrik.

Belum lagi pemanas air, akuarium, setrika dan peralatan musik. Semua membutuhkan energi listrik agar bisa berfungsi dengan baik. Jika tidak ada listrik maka benda-benad ini tak ada faedahnya.

Ada juga laptop, handphone dan properti lain yang baru bisa beroperasi ketika ada energi listrik.  Karenanya, energi listrik sudah semakin sulit untuk dihindari pemanfaatanna sepanjang hari.

Pemanfaatan Energi Zaman Old

Zaman old, orang tidak terlalu membutuhkan energi listrik untuk menjalani aktifitas sehari-hari. Mau masak, menggunakan sumber energi berasal dari kayu api. 

Mengambil kayu api, sumber energi untuk memasak makanan (dokpri)
Mengambil kayu api, sumber energi untuk memasak makanan (dokpri)

Pemanfaatan kayu api termasuk hemat energi dan alami.  Selesai masak, api pun dipadamkan. Ketika diperlukan lagi, baru memasang perapian. Dahulu, rumah-rumah yang memerlukan penghangat juga memasang perapian namun hanya menggunakan beeberapa potong kayu saja.

Di siang hari, tidak ada yang menggunakan cahaya listrik. Sebab rumah cukup terang. Memanfaatkan sinar matahari untuk menerangi rumah, termasuk ketika untuk menjalankan aktifitas di dalam rumah. 

Ibu-ibu bisa menjahit pakaian, menggunakan mesin  jahit tangan atau kaki tanpa menghidupkan listrik sebab cukup banyak sinar yang masuk ke dalam rumah.

Lampu baru dinyalakan pada malam hari. Dan semua lampu dimatikan ketika seisi rumah tidur di malam hari. Mungkin memang terlihat sederhana, tetapi hemat energi di rumah memang telah dilakukan oleh mereka yang hidup di zaman old. 

Yuk! Kita Hemat Energi 

Selain fitur dan desain rumah itu sendiri, ada rumah yang diddesai  agar mendorong penghuninya untuk mengadopsi kebiasaan hemat energi sehari-hari.

Perilaku tersebut seperti mematikan peralatan listrik saat tidak digunakan, menggunakan pengatur waktu pada pemanas air, dan menggunakan alat-alat energi surya untuk mengisi daya perangkat elektronik.

Berikut beberapa contoh perilaku hemat energi yang dapat diterapkan di rumah.

1. Matikan lampu dan peralatan listrik saat tidak digunakan. Pastikan untuk mematikan lampu dan peralatan elektronik seperti televisi, komputer, atau charger saat tidak digunakan. Meninggalkan peralatan dalam mode standby juga masih mengonsumsi daya listrik.

2. Gunakan lampu hemat energi atau LED. Ganti lampu pijar tradisional dengan lampu hemat energi atau lampu LED. Lampu ini menggunakan lebih sedikit energi dan memiliki masa pakai yang lebih lama.

3. Manfaatkan pencahayaan alami. Gunakan cahaya matahari sebanyak mungkin dengan membuka tirai atau jendela saat siang hari. Kurangi penggunaan lampu di ruangan yang sudah cukup terang secara alami.

4. Gunakan peralatan dapur hemat energi. Pilihlah peralatan dapur yang memiliki label energi rendah, seperti mesin cuci piring dan kulkas yang hemat energi. Hindari membuka oven atau kulkas terlalu sering, karena akan meningkatkan konsumsi energi.

Gunakan Lampu hemat energi atau LED di rumah bisa menghemat energi listrik (dok foto: hansutomo.com)
Gunakan Lampu hemat energi atau LED di rumah bisa menghemat energi listrik (dok foto: hansutomo.com)

Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan di rumah dalam rangka menghemat energi listrik yang semakin hari semakin banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di dalam rumah tangga.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun