Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pembangunan Blue Economy dan Komitmen Indonesia Tangani Sampah Plastik di Laut

12 Oktober 2023   14:07 Diperbarui: 12 Oktober 2023   18:50 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program Pemerintah membayar neyalan untuk mengumpulakn sampah di laut dan pesisir, tepatkah? (dok foto: klikbulukumba.com)

Pemanasan Global

Industri plastik menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, pembuangan sampah plastik yang tidak tepat dapat menyebabkan pelepasan metana dari tempat pembuangan sampah, yang juga merupakan gas rumah kaca yang kuat.

Penanganan Sampah Plastik di Laut

Konsep komitmen Indonesia terhadap penanganan sampah, utamanya sampah plastik di laut tidak main-main. Pemerintah Indonesia menargetkan, seluruh pesisir dan laut Indonesia terbebas dari sampah plastik berbahaya di tahun 2040.

Penampakan pantai Kuta Bali, mendapat kiriman sampah plastik dari laut, butuh banyak relawan (dok foto: riset.guru)
Penampakan pantai Kuta Bali, mendapat kiriman sampah plastik dari laut, butuh banyak relawan (dok foto: riset.guru)

Sementara itu, target terdekat adalah mengurangi sampah plastik hingga 70% pada tahun 2025. Suatu target yang memang cukup terbebani mengingat produksi sampah plastik di laut per tahun adalah sebesar 6,8 juta ton per tahun menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.  

Di sisi lain, Indonesia adalah negara terbesar kedua, penghasil sampah plastik di  laut. Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indoneisia (APPI) Bagong Suyoto yang dirilis oleh beritasatu.com.

Menangani pencemaran laut, tidak semudah menghasilkannya dalam produk dokumen. Memerlukan komitmen yang sangat kuat darai berbagai pihak. Unsur pemerintah, perusahaan-perusahaan swasta, NGOs, dan seluruh masyarakat tanpa kecuali.

Dalam mengajak partisipasi warga negaranya, Pemerintah selayaknya tidak hanya menggunakan konsep membayar nelayan untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik yang terbuang dan tertumpuk di pesisir dan di laut. 

Saat ini, banyak kelompok yang atas kesadaran dan inisiatif mereka, turun ke pesisir untuk membersihkan kawasan tersebut dari sampah-sampah plastik. Mereka adalah kelompok pecinta alam yang peduli akan laut dan sumberdaya yang ada di dalamnya.

Untuk mengurangi dampak buruk sampah plastik pada kehidupan di laut dan pesisir pantai, diperlukan kesadaran dan tindakan bersama. 

Paling pertama adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang plastik. Juga melakukan pembersihan dan edukasi terhadap masyarakat adalah langkah-langkah yang penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan laut kita. Setelah itu, melakukan aksi bersama-sama untuk mengurangi sampah plastik dengan turun langsung di TKP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun