Dari data-data yang disajikan oleh BPS dan pernyataan pemerintah, sudah terlihat bahwa saat ini pemerintah lebih banyak memanfaatkan 'bagian muka impor' daripada bagian muka kedaulatan pangan.
Beberapa alasan yang disampaikan, efek El Nino menyebabkan petani menunda waktu tanam. Akibatnya, panen padi berkurang dan selanjutnya harga beras menjadi mahal. Ya, seperti efek bola salju.Â
Ah pusinglah memikirkan impor beras. Sederhananya, penganut ketahanan pangan tak peduli pangan itu sumbernya darimana, apakah produksi petani sendiri atau impor dari negara lain.Â
Kedaulatan pangan itu bukan sekedar berkata. Tetapi membuat kebijakan yang diiluti dengan penegakan kebijakan yang mengutamakan petani lokal sekaligus tidak menggantungkan diri pada impor pangan.
Pusing ah. Daripada memikirkan impor beras yang tak ada habis-habisnya dengan dalih menjaga kestabilan harga beras di dalam negeri, yuk kita bahas hal-hal ringan saja. Terkait dengan beberapa perbedaan antara ketahanan pangan dan kedaulatan pangan.
Definisi
Ketahanan pangan mengacu pada kondisi di mana individu, rumah tangga, atau negara memiliki akses fisik dan ekonomi yang memadai terhadap pangan yang sehat, bergizi, aman, dan bermutu
Juga memiliki kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka secara berkelanjutan.
Kedaulatan pangan berkaitan dengan kebijakan dan strategi yang mengutamakan kepentingan masyarakat lokal. Â
Merekalah yang mengendalikan produksi, distribusi, dan konsumsi pangan mereka sendiri. Ini termasuk pengembangan produksi pangan dalam negeri dan perlindungan terhadap ketergantungan pada impor pangan.
Fokus
Fokus utama dari ketahanan pangan adalah memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang cukup, aman, dan bergizi terhadap pangan yang mencukupi.
Sedangkan kedaulatan pangan berfokus pada memberdayakan masyarakat lokal untuk mengontrol produksi pangan mereka sendiri.
Termasuk mempertahankan pengetahuan tradisional, dan mengembangkan sistem pangan yang berkelanjutan.
Perancang Kebijakan
Ketahanan pangan sering kali menjadi fokus perancang kebijakan nasional atau global. Tujuannya adalah untuk memastikan pasokan pangan yang mencukupi bagi seluruh populasi yang ada di dalam negeri.
Kedaulatan pangan lebih sering menjadi tujuan gerakan sosial, kelompok petani, dan komunitas lokal yang berjuang untuk mempertahankan kontrol atas produksi dan konsumsi pangan mereka.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup ketahanan pangan menyangkut aspek-aspek seperti akses pangan, stabilitas pasokan, ketersediaan pangan, dan taraf gizi masyarakat.
Sementara ruang lingkup kedaulatan pangan adalah melibatkan dimensinya yang lebih luas. Ruang lingkup ini meliputi partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan tentang produksi pangan, pembangunan pertanian berkelanjutan. Termasuk perlindungan terhadap hak-hak petani dan masyarakat lokal.
Akhir kata, Sebagai seorang petani mengharapkan pemerintah lebih serius memikirkan kedaulatan pangan. Tidak sekedar mewacanakan kata 'kedaulatan pangan'. Sementara pelaksanaan tidak seperti wacana.Â
Perlu direfleksi secara nasional adalah bahwa sampai saat ini Indonesia masih sering menyebut dirinya sebagai negara Agraris.Â
Namun negara Agraris ini semakin banyak impor komoditas pertanian dari luar negeri, termasuk impor beras. Lantas bagaimana dengan petani kita?