Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

8 Trik Petani Semoga Jaya Tetap Panen Sayur Saat El Nino

1 Oktober 2023   08:15 Diperbarui: 1 Oktober 2023   15:17 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Rasini, salah satu petani perempuan dampingan Comdev BWKM tetap panem sayur saat kemarau panjang (dokpri Greg Nafanu)

Efek domino El Nino, tak menyurutkan niat sebagian petani untuk tetap bertanam sayuran. Sampai panen, sekalipun harus menempuh trik untuk berhasil di tengah wilayahnya yang sedamg dilanda El NIno. 

Di Dusun Semoga Jaya khususnya RT3  Kampung Gunung Katun, petani dampingan Comdev BWKM masih menanam beberapa jenis sayur Mereka tetap menjalankan kegiatan profesi bercocok tanam.

Memang, tak bisa dipungkiri bahwa efek domino El Nino tahun 2023 ini semakin nyata. Kekeringan begitu nampak. Tanaman menjadi layu. Bahkan mati kekeringan.

Sementara hujan ogah turun. Angkasa berwarna biru cerah, tak ada awan. Apalagi awan cumulonimbus yang biasa mendatangkan hujan, menghilang entah kemana.

Akan halnya aktivitas petani. Sebagian besar tidak bercocok tanam. Bukan karena tidak mau, tetapi air menjadi sumber persoalan utama di kala El Nino seperti saat ini.

Sebagian lagi tetap menjalankan rutinitas. Hanya saja tak seperti musim normal. Para petani berjuang untuk minimal memenuhi sebagian kebutuhan pangan mereka.

Kebun sayur ibu Herman di RT 3 Semogs Jaya, tetap panen di tengah El Nino (dokpri Greg Nafanu)
Kebun sayur ibu Herman di RT 3 Semogs Jaya, tetap panen di tengah El Nino (dokpri Greg Nafanu)

Berikut 8 trik petani dampingan Comdev BWKM, khususnya sayuran di Dusun Semoga Jaya, Kampung Gunung Katun, Kecamatan Baradatu, Way Kanan, Lampung.

Kurangi jumlah tanaman

Petani di Semoga Jaya melakukan trik mengurangi jumlah tanaman di musim kemarau. Apalagi di saat El Nino seperti ini. 

Tanam di polibag dan wadah bekas

Petani memilih melakukan kegiatan bertanam sayuran di polibag atau wadah bekas. Dengan menanam di polibag, petani dapat menempatkan tanaman di lokasi yang cocok.

Tanaman dalam polibag atau wadah bekas, dapat ditempatkan di bawah naungan buatan. Jika tidak ada naungan buatan, bisa ditempatkan di bawah pohon atau di balik dinding.

Tujuannya adalah untuk mengurangi terpaan langsung sinar matahari yang sangat terik. Juga suhu yang panas.

Petani Semoga Jaya (RT3) Bisa panen sawi hanya demgam bertanam di wadah bekas ember bocor (Dokpri Greg Nafanu)
Petani Semoga Jaya (RT3) Bisa panen sawi hanya demgam bertanam di wadah bekas ember bocor (Dokpri Greg Nafanu)

Buang bagian tak produktif

Bagian tanaman  yang tidak produktif dibuang. Tujuannya, membuat tanaman efektif dalam menyerap air dan zat hara tanaman.

Pemangkasan dilakukan pada ranting kering, daun yang rusak, atau batang juvenil yang suka merampas zat makanan.

Beri mulsa organik

Pemberian mulsa bisa dilakukan dengan menempatkan potongan-potongan daun atau rumput dan ranting. 

Dengan memberi mulsa organik di permukaan tanah dalam polibag, penguapan bisa ditekan. Kelembaban tanah dapat terjaga. 

Buat naungan sederhana

Cekaman panas matahari di musim kemarau panjang atau El Nino membuat tanaman sayuran tak mampu bertahan di siang hari. 

Panas berlebihan membuat tanaman menjadi layu, bahkan mati. Tanah yang terlalu panas, membuat akar tanaman sayuran tak mampu bertahan. 

Penduduk Semoga Jaya memanfaatkan daun-daun kelapa yang sudah kering untuk dijadikam sebagai penaung. 

Paranet mahal, bisa pakai 'paranet' daun kelapa untuk mengurangi paparan langsung matahari di siang hari (dokpri Greg Nafanu)
Paranet mahal, bisa pakai 'paranet' daun kelapa untuk mengurangi paparan langsung matahari di siang hari (dokpri Greg Nafanu)

Tujuannya, mengurangi paparan lamgsung sinar matahari pada tanaman. Juga menjaga tanah tidak terlalu panas pada tengah hari.

Lakukan pergiliran siram

Air bersih menjadi kendala saat kemarau panjang, apalagi El Nino. Sumur-sumur penduduk tak cukup air dan mengering. 

Penduduk terpaksa menggali lubang-lubang darurat di pinggir sungai untuk mengambil air bersih. Sebagai kebutuhan makan minum sehari-hari.

Mereka mandi di  sungai. Lalu membawa pulang satu dua ember ke rumah. Karenanya,  tanaman yang ada di rumah juga  harus disiram secara bergilir.

Paling efisien, memakai model irigasi tetes sederhana. Melubangi botol air mineral, tancapkan di dalam polibag dan isi air ke dalam botol.

Air akan menetes perlahan-lahan di dalam pot. Dengan demikian, kita dapat menghemat air dalam menyiram tanaman.

Pakai air bekas cucian beras

Para ibu di Semoga Jaya sudah bisa manfaatkan air cucian beras untuk menyiram tanamam sayur dalam polibag yang diletakkan di sekitar rumah. 

Selain air cucian beras, air cucian cepuran pakaian pum masih dapat dimanfaatkan. Namun hanya cucian terakhir yang busa sabunnya sudah berkurang. 

Bekas air cucian piring tidak digunakan. Sebab berminyak dan ada sisa-sisa bumbu yang bahkan bisa mematikan tanaman sayur.

Pilih tanaman yang bertahan hidup

Tidak semua jenis tanaman sayuran bisa bertahan hidup selama kemarau panjang. 

Di Semoga Jaya, petani memilih untuk bertanam sayuran umur pendek, 2-3 minggu sudaj dapat panen. Ada sawi dan bayam.

Tak ketinggalan pula tanaman sayuran yang bisa bertahan hingga 6 bulan, bahkan 1 tahun. Ada cabe rawit, tomat, terong, ketimun, bawamg merah dan kacang panjang. 

Demikian trik-trik petani Semoga Jaya menghadapi fenomena El Nino. Tetap bertanam sayur  meskipun dalam skala mikro dan kecil untuk mendukung ekonomi keluarga.

Sayur dalam polibag, umur 7 hari (dokpri Greg Nafanu)
Sayur dalam polibag, umur 7 hari (dokpri Greg Nafanu)

Walapun hasil produksi sayurnya tidak cukup untuk dijual, paling tidak dapat menghemat pengeluaran rumah tangga, khususnya konsumsi sayuran.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun