Selain nasi bungkus sama lauknya, pelanggan juga bisa membeli lauk dan sayur matang saja. Tanpa nasi dan di bawa pulang.Â
Tak hanya itu. Porsinya pun bisa diminta setengahnya saja. Disesuaikan dengan usng yang dimiliki oleh pelanggannya.
2. Mengambil untung sedikit. Warteg tidak akan mengambil untung yang begitu besar. Paling penting adalah masakannya habis lebih cepat.Â
Besok harinya, memasak makanan yang baru. Lauk ayam, daging, ikan, tahu dan tempe, udang, ikan teri campur kacang tanah adalah lauk utamanya.
Sementara sayurannya biasa terdiri daric2 atauc3 saja. Disesuaikan dengan kenis sayuran yang cepat habis.Â
3. Memiliki pelanggan setia. Pemilik Warteg memiliki pelanggan setia. Dan uniknya lagi, pemikik mengenal  hampir semua orang yang mampir di Wartegnya.Â
Para pelanggan yang terbiasa di suatu Warteg, biasanya jarang pindah tempat. Mereka sudah saling percaya.Â
Bahkan Warteg zaman now telah memiliki pelanggan dari kalangan artis. Juga para pejabat tertentu.
Di areal perkantoran, Warteg menjadi pilihan bagi para pekerja untuk membeli makanan di sana. Entah sarapan pagi atau makan siang. Bahkan sekedar mampir untuk dibuatkan segelas kopi.Â
4. Suka menolong yang kelaparan. Ada satu hal lain yang dilakukan pemilik warteg. Suka memberi nasi bungkus bagi orang yang meminta di warung makanannya.
Jarang ada yang meminta tapi tak diberikan. Kalau belum yakin, cobalah untul nongkrong di Warteg seharian. Anda akan menemukannya.