Kehidupan masyarakat di desa cenderung lebih kolaboratif. Mereka saling membantu dalam kegiatan pertanian, bercocok tanam, dan juga saling menjaga rumah saat tetangga bepergian. Semangat gotong royong yang tinggi menjadi kebiasaan yang melekat pada kehidupan di desa.
Macam-macam istilah kerja sama, datangnya dari desa. Misalnya gotong-royong yang kini telah diadopsi menjadi ciri nasional kita. Juga  istilah lain seperti rewangan di Jawa, Auoro di Timor, dan sebagainya.Â
Pemanfaatan sumber daya alam secara lebih optimal
Di desa, masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Mereka lebih mengandalkan hasil alam untuk kebutuhan sehari-hari seperti air sumur, energi matahari, dan mengolah sampah organik menjadi pupuk.
Penduduk desa tidak suka mengambil hasil alam secara berlebihan. Mereka akan menyisakan hasil alam untuk keberlanjutan hidup. Ketika mengambil umbi-umbian di kebun, anakan umbi langsung ditanam kembali.Â
Saat mengambil ikan atau udang di sungai dan danau, mereka tidak mengambil semua hasil. Ikan dan udang yang masih kecil, dilepas kembali untuk berkembang biak.Â
Penduduk desa sadar, alam harus dipelihara agar tetap memberi kehidupan. Tak hanya bagi mereka, tetapi untuk dapat dimanfaatkan kelak oleh anak cucu mereka.
Keterikatan sosial yang kuat
Kehidupan di desa seringkali melibatkan interaksi dan komunikasi yang lebih intim antara warga desa.Â
Ikatan sosial yang kuat biasanya membuat masyarakat desa merasa lebih terhubung satu sama lain. Mereka juga saling peduli dalam menjaga keamanan dan keharmonisan di desa.
Apabila salah satu keluarga mengalami musibah, maka tetangga dekat dan jauh akan dengan sukarela datang membantu. Tak perlu diberitahu.
 Mereka berdatangan dengan membawa apa yang dimiliki. Uang, atau barang yang sekiranya dapat membantu korban.