Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Perbedaan Dampak Musim Kemarau Normal dan El Nino, Serta Antisipasinya

8 September 2023   05:20 Diperbarui: 9 September 2023   19:41 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemarau panjang, embung Nglanggeran di Gunung Kidul kering (dok foto: kompas.com/Markus Yuwono)

Kelima, berkebun dengan cerdas. Jika Anda memiliki tanaman atau lahan pertanian, pelajari teknik irigasi yang efisien, seperti penggunaan tetes atau pengairan mikro. Pilih tanaman yang tahan kekeringan dan sesuaikan jadwal penyiraman dengan kondisi cuaca. 

Keenam, pertimbangkan energi alternatif. Ketika pasokan listrik terganggu akibat El Nino, pertimbangkan untuk menggunakan energi alternatif seperti panel surya atau generator tenaga surya.  

Ini dapat membantu menjaga kebutuhan dasar seperti penerangan dan pemeliharaan peralatan elektronik.

Ketujuh, jaga kesehatan. El Nino dapat membawa suhu yang ekstrem. Oleh karena itu penting untuk menjaga kesehatan dengan menghindari dehidrasi dan insiden terkait panas. 

Minum cukup air, kenakan pakaian yang ringan. Hindari paparan sinar matahari langsung saat suhu mencapai titik tertinggi.
Ingatlah bahwa persiapan yang tepat dan kesadaran akan ancaman El Nino dapat membantu Anda dan keluarga  menghadapi dampaknya dengan lebih baik. 

Selalu waspada dan pantau peringatan serta informasi resmi dari otoritas terkait. Tidak perlu panik, tetapi jangan pula menyepelekanmya. 

Kemarau panjang menyebabkan tanaman menjadi mati, gagal panen dan memicu paceklik (dok foto: medcom.id)
Kemarau panjang menyebabkan tanaman menjadi mati, gagal panen dan memicu paceklik (dok foto: medcom.id)
Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun