Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ibu adalah Tiang Agung, Terminal dan Benteng Pertahanan Keluarga

20 Agustus 2023   12:03 Diperbarui: 20 Agustus 2023   12:09 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber dokumen:https://girls.notbrides.org

Dukung ibu menyusui anaknya secara ekslusif. Sebab Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan termewah di dunia.  Sehat plus diberikan dengan penuh kasih dan sayang.

Ibu, mama, bunda, mom, emak, mak dan sebutan lain. Entah banyak lagi nama yang melekat pada sosok yang satu ini, seorang perempuan. 

Ia layak diagungkan. Sebab kasihnya tak sepenggal galah.  Kasih ibu tak pernah ada habisnya. 

Sejak mengandung, melahirkan lalu menyusui bayi dengan penuh kasih.  Seluruh perhatian dicurahkan pada sang buah hati. 

ASI ekslusif diberikan tanpa perhitungan. Tak pernah melupakan bayinya meskipun sedang melakukan sejumlah aktivitas.

Banyak peristiwa bisa disaksikan di sekitar. Ibu bekerja sambil mendukung dan menyusui bayinya.

Saat anak sudah dapat diberikan makanan tambahan (PMT), ibu tetaplah memberikan ASI untuk anaknya. Ibu sepertinya khawatir, makanan yang tidak bersumber dari ASI tidaklah sehat dan seenak susu ibu.

Ibu seringkali tidak peduli untuk memberikan ASI  pada anaknya yang sedang merengek minta netek. Tak peduli, di rumah atau di tempat umum.

Sering kali, sang ibu terlihat enggan menyusuk anak, manakala berada di tempat publik. Kadang terpaksa menepi alias mencari tempat sepi untuk menyusui si buah hati.

Sulit memang. Karenanya, salah satu cara dukung ibu menyusui adalah memberi ruang khusus bagi para ibu menyusuk di tempat umum.

Sudah cukup banyak tempat unruk ibu menyusui. Namun tak semua menyediakannya. Tempat yang disediakan juga masih jauh dari nyaman.

Dukung ibu menyusui dengan memberi ruang di tenpat umum agar menyusui dengan nyaman (dok foto: id.theasianparent.com)
Dukung ibu menyusui dengan memberi ruang di tenpat umum agar menyusui dengan nyaman (dok foto: id.theasianparent.com)

Ibu adalah Tiang Agung

Tiang agung adalah tiang yang letaknya di tengah-tengah bangunan rumah. Orang suku dawan di Timor barat menamakannya Ni Aina, tiang Ibu.

Tiang agung menjadi penyangga utama beban rumah. Tiang agung memikul beban yang lebih berat dibandingkan dengan tiang-tiang penyangga alias anak tiang.

Seorang ibu pun demikian. Ia menjadikan dirinta sebagai tiang utama. Menempatkan diri sebagai pemikul beban terberat untuk keluarganya.

Dengan kesabaran dan rasa kasihnya, ibu mengasuh dan membesarkan seluruh anak dalam keluarganya. Tanpa membeda-bedakan cintanya.

Ibu itu Terminal

Ibu adalah terminal. Seorang bayi, meskipun diasuh oleh orang lain, tetaplah mencari ibunya. Ketika terjaga, seorang balita pastilah mencari bundanya.

Ibu adalah terminal. Tempat semua anggota keluarga mencurahkan hatinya. Seorang ayah yang menjadi suami dari ibu pun sering curhat.

Curhat sang suami sering didengarkan sebaik-baiknya oleh isteri.  Ia akan mencari waktu yang tepat untuk memberikan tanggapan dari curhat sang ayah. Biar tidak ada salah tanggap. 

Anak-anak yang beranjak remaja dan dewasa juga menjadikan ibu mereka sebagai terminal. Bahkan sampai sudah berkeluarga pun sang anak masih suka curhat pada ibunda, sang terminal.

Benteng Pertahanan Keluarga

Ibu adalah benteng pertahanan keluarga. Ia begitu kuat membentengi semua 'gempuran' dari luar.  Ia memiliki senjata paling kuat di dunia.

Doa adalah senjata terampuh yang dimiliki ibu. Dengan doa itulah ibu merawat dan melindungi seluruh anggota keluarga yang berada di dalam bentengnya.

Saat benteng pertahanan ibu jebol maka seisi rumah menjadi tidak nyaman lagi. Mereka menjadi rapuh. Sebab benteng rumah sudah tak dipagari lagi dengan kasih sang bunda.

Ibu dengan tulus akan merestui pilihan anaknya menempuh hidup baru lewat pernikahan (dok foto: orami.co.id) 
Ibu dengan tulus akan merestui pilihan anaknya menempuh hidup baru lewat pernikahan (dok foto: orami.co.id) 

Ah, kasih ibu tak pernah bisa terbalaskan.  Tidak terkira jerih dan payah. Kasihnya tak pernah luntur sekalipun anak-anaknya telah dewasa.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun