Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gubernur NTT: Orang Miskin Banyak Makan Nasi, Kaya Banyakin Lauknya

17 Agustus 2023   12:57 Diperbarui: 21 Agustus 2023   16:30 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panggung peringatan Hari Pangan Nasional di depan Kantor Gubermur NTT, Sabtu 12 Agustus 2023 (dokpri)

Pernyataan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dalam peringatan Hari Pangan Nasional, Sabtu (12 Agustus 2023) masih saja dibahas. 

Tak hanya oleh media lokal. Para pemilik akun medsos, baik dalam akun pribadi maupun grup masih ramai membahas pernyataan Gubernur VBL.

Ada dua hal yang ditanggapi netizen. Pertama terkait dengan pernyataan Gubernur  bahwa orang miskin itu kalau makan, nasinya banyak.

Beda dengan orang kaya. Mereka biasa lebih banyak makan lauk daripada nasinya. Itulah perbedaan si miskin dan si kaya versi Gubernur yang jabatannya bakal berakhir per September ini. 

Pernyataan kedua, Gubernur VBL memberi cap pada peminpin daerah di NTT. Pemimpin daerahnya tolol, tidak bisa mengelola potensi sumber daya alam yang ada. 

Akibatnya, NTT masih mengalami persoalan-persoalan mendasar. Kemiskinan dan stunting. Persoalan-persoalan mendasar itu sepertinya tidak move on dari provinsi yang sering dikenal dengan nama Flobamora oleh warganya. 

Setelah memberikan sambutan, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat bersama tamu undangan pun berkeliling stand-stand pertanian untuk melihat aneka produk pertanian yang ada. 

Kebanyakan stand adalah UKM binaan, mengolah produk makanan lokal. Juga beberapa minuman lokal hasil olahan. 

Terpantau dalam beberapa stand disediakan jagung titi, gula aren, aneka snack dari umbi-umbian, dan sebagainya.  

Sayangnya, beberapa stand ada namanya tetapi tidak diisi. Dibiarkan menjadi kosong saja. Tidak ada partisipasi mengisi stand-stand yang telah disediakan. 

Stand kosong (dokpri)
Stand kosong (dokpri)

Beberapa acara menarik lainnya adalah lomba menggambar yang diikuti oleh anak-anak sekolah. Mereka mendapatkan kaos dan door prize lainnya. 

Selain itu, anak-anak juga diajak untuk mengikuti dongeng terkait pangan disampaikan oleh kak Tom ditemani boneka bernama Cihuy sangat menarik anak-anak. 

Banyak hal menarik yang disisipkan dalam cerita Kak Tom dan Cihuy. Tentang perilaku makan seorang anak yang baik. Tahu menghargai makanan dan tidak jajan sembarangan. 

Kak Tom mengajak anak-anak untuk makan makanan B2SA. Beragam, Bergizi, Sehat dan Aman. Lalu ditambahkan kata, Habiskan. 

Anak-anak disadarkan untuk mengambil makanan sesuai porsi saja. Setiap makaman yang diambil hendaknya dihabiskan, tak bersisa.

Makanan yang dikonsumsi, harus beragam. Tak melulu makan nasi saja tetapi memgkonsumsi aneka pangan yang ada. Makanan harus bergizi. Ada karbohidrat, protein dan vitamin.

"Karbohidrat adanya di nasi, jagung dam ubi.  Protein tersedia dalam daging, ikan, telur, tahu dan tempe", kata Kak Tom.

"Dan jangan lupa, vitamin adanya di dalam sayuran dan buah. Karenanya, anak-anak harus rajin makan sayur dan buah", timpal Cihuy.

Makanan juga harus sehat dan aman. Jangan sampai makan makanan yang tidak sehat. 

Jajanan di pinggir jalan yang tidak bersih dapat menimbulkan penyakit. Demikian cerita kak Tom.

Sayangnya, acara ini hanya berlangsung hingga sore hari. Banyak manfaat yang diperoleh anak-anak saat berkunjung ke sini. 

Semoga NTT makin baik ya Pak Gubernur. Kemisikinan menjadi berkurang, orang-orang kategori mampu dan sejahtera bertambah ebih banyak.

Panggung di depan kantor Gubernur NTT (Dokpri)
Panggung di depan kantor Gubernur NTT (Dokpri)

Stunting pun semakin menurun sehingga posisi NTT tidak terus-menerus bertengger di urutan terbawah provinsi dengan stunting terbanyak.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun