Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

In Memoriam Unu Sirilius Nafanu, SE, M.M. Inspirator dan Motivator nan Rendah Hati

1 Juli 2023   01:00 Diperbarui: 1 Juli 2023   01:02 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kematian adalah misteri ilahi. Benar-benar rahasia Sang Pencipta. Tak ada yang tahu, kapan ia akan dipanggil pulang menghadap Sang Khalik.

Demikian juga anak manusia bernama  Lius, putera sulung dari 12 bersaudara. Pada hari Kamis (29 Juni 2023) suami dari kakak Filipa Martins Amaral, SE ini pun menghembuskan nafas terakhir di RSUD Kefamenanu. 

Nama lengkapnya Sirilius Nafanu, SE, M.M. Kami, kakak adik, anak-anak dan keluarga biasa menyapanya dengan Kaka Lius. 

Saya sendiri lebih suka memanggilnya, Unu Naek atau Kaka Besar. Sebab beliau adalah kakak tertua alias putera sulung di dalam keluarga kami. 

Sementara rekan kerja dan mahasiswa  Universitas Timor (Unimor), salah satu universitas negeri di Kefamenanu, NTT ini mengenalnya sebagai Siril alias Sirna. 

Menjadi Teladan Keluarga untuk  Pendidikan 

Layaknya kehidupan zaman dahulu di kampung terpencil. Hanya ada satu sekolah tingkat SD di setiap desa.  Tak ada TK atau Paud, apalagi SMP dan level di atasnya.

Ada satu cerita lucu dan biasa kami jadikan sebagai bahan ejekan untuk si sulung. 

Semasa belum sekolah, Lius kecil tinggal bersama kakek dan nenek. Ketika usia 6 tahun, ia pun dijemput ayahanda untuk disekolahkan.

Karena sudah terbiasa bermain di luar, ia tak mau sekolah. Karenanya ayah kami menakut-nakutinya. Mengikat tangan kanan dengan tali lalu ditarik ke sekolah seperti menarik ternak.

Namun Lius cilik tak kehabisan akal. Digigitnya tangan ayahanda agar talinya terlepas. Dan jadilah, ia tak masuk sekolah hari itu juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun