Tinggal dua hari lagi, Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan atau disingkat Penas KTNA yang sementara dilangsungkan di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat akan berakhir. Pertemuan terakbar dengan menghadirkan puluhan ribu peserta dari seluruh provinsi di Indonesia ini berlangsung selama 6 hari, dibuka pada 10 Juni dan akan ditutup pada 15 Juni 2023.Â
Pertemuan ini, merupakan kali ke-16 sejak dicetuskan oleh mereka yang dianggap sebagai tokoh tani pada tahun 1971. Artinya sudah 52 tahun namun baru diperhelat selama 16 kali, baik dalam rezim Orde Baru maupun Orde Reformasi.Â
Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) ke-16 telah dibuka secara resmi oleh Menko Perekonomian Ir. Airlangga Hartarto yang mewakili Presiden RI Joko Widodo pada hari Sabtu (10 Juni 2023). Pertemuan akbar yang melibatkan utusan dari seluruh Indonesia ini direncanakan akan ditutup pada tanggal 15 Juni 2023.
Selain dihadiri oleh para kontak tani dari seluruh Indonesia, pembukaan Penas KTNA juga dihadiri oleh Menko Perekonomian Ir. Airlangga Hartarto yang mewakili Presiden Joko Widodo membuka acara ini. Hadir pula Menteri Pertanian Dr. H. Syahrul Y. Limpo, SH, MSi, MH.
Sebanyak 14 gubernur dan 293 Bupati/Walikota juga turut menghadiri acara pembukaan Penas 2023. Â Beberapa tokoh pun ikut ikut memberikan sambutan selain Menko Perekonomian. Terlihat Menteri Pertanian dan Gubernur Sumatera Barat H. Mahyeldi Asharulla, SP juga memberikan sambutannya.Â
Tema Menarik dalam Penas KTNA 2023
Ada pun tema Penas KTNA XVI adalah "Memantapkan Penguatan Potensi dan Posisi Tawar Komoditi Lokal untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan Berkelanjutan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045".
Tema ini tentunya menimbulkan beberapa pertanyaan sekaligus harapan.Terutama terkait dengan urgensi pertemuan yang diperhelat menjelang Pemilu 2024.Â
Tak sedikit orang menyangsikan, pertemuan akbar ini benar-benar akan steril dari kasak-kasuk politik suksesi kepemimpinan di tahun 2024 mendatang. Bisa jadi, momentum ini juga dimanfaatkan untuk melakukan bargaining politik bahwa ada kekuatan-kekuatan lain yang perlu diperhatikan selain Partai Politik yang ada.
Dari tema yang diusung, setidaknya ada tiga isu utama yang menarik untuk didiskusikan dan ditetapkan dalam suatu strategi nasional. Agenda besar yang perlu dilaksanakan oleh pemerintah hasil Pemilu 2024 mendatang.
Isu pertama adalah berkaitan dengan penguatan potensi dan posisi tawar komoditi lokal Indonesia. Di bidang pangan, tentu saja harus lebih serius lagi untuk memenuhi pangan di dalam negeri terlebih dahulu.Â
Swasembada pangan tentunya tak melulu berfokus pada beras. Pengembangan komoditas pangan nonberas sudah semestinya ditingkatkan lagi. Jagung, sorgum, singkong, sagu dan komoditas pangan utama lainnya perlu ditingkatkan produksinya.Â
Hasil produksi komoditas unggulan lain di sektor perkebunan seperti kopi, mente, kelapa juga aneka buah-buahan jugaperlu ditingkatkan. Tak hanya memoles data agar terlihat ada peningkatan, tetapi benar-benar nyata di lapangan.Â
Upaya menguatkan posisi tawar komoditi lokal, tentunya harus berbanding lurus dengan usaha peningkatan kesejahteraan petani terutama petani gurem dan tradisional. Data BPS per bulan Februari menunjukkan ada 40,69 juta orang yang bekerja di sektor pertanian. Jadi para peserta Penas KTNA 2023 hanya sedikit dari mereka yang berprofesi sebagai petani tulen. Muungkin juga, mereka yang hadir di sana bukan petani.Â
Poin kedua, adalah kemandirian pangan berkelanjutan. Apa sih yang dimaksud dengan pangan berkelanjutan itu? Vovworld.vn mengaitkannya dengan suatu sistem yang berjalan menuju ke target ketahanan pangan dan nutrisi yang mana terkait dengan asupan makanan sehat. Pangan berkelanjutan juga terkait dengan upaya pembatasan dampak negatif terhadap lingkungan sekaligus memperbaiki kesejahteraan sosial-ekonomi.Â
Pencapaian kemandirian pangan berkelanjutan sudah tentu tidak hanya mengandalkan satu sektor saja. Tetapi melibatkan segala lini, termasuk pembuatan regulasi yang mendukung pencapain target dimaksud.
Isu menarik ketiga, menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia di tahun 2045. Target ini sebenarnya telah dicanangkan dalam Nawacita Pemerintahan Jokowi. Targetnya adalah berorientasi ekspor pangan terutama di daerah-daerah perbatasan dengan Indonesia.Â
Menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia itu tidaklah mudah. Sebab kita pun masih menggantungkan diri pada impor. Hingga kini, negara kita pun masih mengimpor pangan. Beras, jagung, kedelai, aneka buah-buahan tetap kita impor.Â
Harapan kita, pemerintah mampu menemukan strategi untuk mengatur hasil pangan dan industri yang mendukung ketersediaan bahan pangan, baik industri hilir maupun hulu.
Selamat membahasa strategi pangan di Penas KTNA ke-16 di tahun 2023.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H