Namanya aksara Lampung. Dalam wikipedia.org, aksara Lampung disebut sebagai turunan dari aksara Brahmi melalui perantara aksara Kawi.
Aksara Lampung kini menjadi salah satu muatan lokal Provinsi Lampung. Tujuannya, mempertahankan kelestarian aksara Lampung. Tidaklah mengherankan, di setiap kantor dinas akan digunakan dua tulisan, latin dan aksara Lampung.Â
Kedua, Tapis
Tapis adalah seni dan ketrampilan. Terkait dengan kemampuan wanita-wanita Lampung untuk menyulam benang emas pada kain berserat. Mengikuti pola tertentu yang menghasilkan lembaran kain yang sangat indah.Â
Dalam etnis.id, kata tapi merujuk pada inskripsi Jawa abad ke-9 yang mana disebut sebagai wastra atau kain tradisional.Â
Kain ini kaya akan makna dan bernilai tinggi. Karenanya, sering dijadikan sebagai hadiah atau persembahan kepada raja-raja atau para penguasa saat itu.
Regenerasi terjadi. Tapis tetap dipertahankan keberadaannya. Bahkan kini menjadi salah satu usaha kerajinan tangan yang dibina oleh Dekranasda setempat dan melalui dinas perindustrian yang ada di Lampung.
Ketiga, Rumah Panggung
Rumah panggung di Lampung terbuat dari kayu-kayu pilihan yang sangat kuat. Keberadaannya pun sudah puluhan tahun. Bahkan ada yang sudah memakan usia hingga ratusan tahun.
Aktifitas manusia biasanya menggunakan lantai atas. Lantai bawah sering dibiarkan terbuka. Menjadi tempat berteduh ternak. Jika tidak, dimanfaatkan untuk menyimpan hasil bumi.Â
Keempat, Adat Pernikahan
Pernikahan adat di Lampung itu terlihat gemerlap. Pakaian adat pria dan wanitanya sangat indah. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh pengantin Lampung sebelum naik ke pelaminan.