Barangkali sebagian dari kita lebih mengenal Bintaro sebagai nama tempat daripada sebagai pohon atau tumbuhan. Penduduk Jakarta dan sekitarnya, pasti sangat tahu tentang Kelurahan Bintaro di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
 Atau mungkin tinggal di bilangan hunian Bintaro Jaya yang berada di Jakarta Selatan (sektor 1 dan sebagian kecil sektor 2)  dan Tangerang Selatan, Banten (sektor 2-9).Â
Bintaro sejatinya adalah nama tumbuhan. Konon, nama Kelurahan Bintaro di Jakarta juga diambil dari nama pohon yang dikenal dengan sebutan sea mango itu. Kalangan ilmuwan menyematkan sebutan Cerbera manghas sebagai nama ilmiahnya. Â
Tumbuhan ini termasuk kelompok tanaman mangrove. Secara alami, tumbuh bebas di pesisir pantai. Namun sudah ditanam sebagai pohon peneduh di pinggir jalan dan di taman kota-kota besar.Â
Pada beberapa negara seperti Bangladesh, India, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar, sea mango juga tumbuh dengan subur di bantaran sungai dan rawa-rawa.
Sekilas tentang Buah Bintaro
Bintaro berasal dari daaerah tropis. Tersebar di Asia, Australia, Madagaskar, dan kepulauan Samudera Pasifik. Demikian dipublikasikan dalam eprints.polsri.ac.id.Â
Pohon ini tidaklah tumbuh lurus, melainkan agak bengkok. Tingginta dapat mencapai 15 meter. Bintaro termasuk kelompok tanaman nonpangan. Tidak dapat dimakan sebab mengandung racun yang berbahaya.
Daunnya terlihat memanjang dan simetris. Bagian ujungnya tumpul dan bervariasi. Bunga Bintaro berwarna putih, tetapi sebenarnya ada warna kuning pada bagian tengah korola atau mahkota bunga.Â
Buahnya berbentuk bulat, berwarna hijau pucat waktu muda tetapi berubah kemerahan saat sudah tua.Â
Kandungan Racun Bintaro
Seluruh bagian buah Bintaro tidak dapat dikonsumsi sebab beracun. Informasi dari polsri.ac.id, dinamakan Cerbera karena biji dan semua bagian pohonnya mengandung racun cerberin.Â
Racun cerberin ini akan menghambat saluran ion Kalsium di dalam otot jantung. Dapat mengganggu detak jantung manusia dan menyebabkan kematian.
Sebaiknya tidak menggunakan kayu kering dari Bintaro untuk memasak atau membuat perapian. Sebab asapnya pun mengandung racun dan dapat mengganggu pernafasan.Â
Pohon ini telah dikenal oleh nenek moyang sebagai tumbuhan beracun. Sering digunakan untuk mengoleskan racun pada mata tombak atau mata anak panah saat berburu. Hewan buruan yang terkena racun ini pun menjadi lumpuh.
Perlu berhati-hati jika menanamnya di halaman rumah. Apalagi memiliki anggota keluarga yang masih kecil dan belum mengerti tentang benda yang ada di sekitarnya. Jangan sampai si kecil mengambil buah atau daunnya yang jatuh di tanah lalu memakannya.
Manfaat Bintaro dalam Kehidupan Kita
Sekalipun beracun, Bintaro memiliki serangkaian manfaat. Selain sebagai tanaman peneduh dan penghias di pinggir jalan dan taman kota, Bintaro memiliki kegunaan lainnya.Website rimbakita.com menyebutkan salah satu manfaat Bintaro adalah sebagai energi alternatif. Minyak dari bijinya dapat dicampur dengan minyak biji jarak. Campuran ini dapat diigunakan untuk menggantikan posisi minyak tanah dalam urusan masak-memasak.Â
Cara membuat minyak biji Bintaro juga dapat dilakukan secara sederhana. Mula-mula, biji Bintaro dijemur hingga kering di bawah sinar matahari.Â
Biji yang telah kering digiling atau ditumbuk hingga halus. Selanjutnya di-press agar minyaknya keluar.Â
Bintaro juga dapat dimanfaatkan untuk mengusir tikus dan ulat. Bau biji Bintaro dapat merusak syaraf otak tikus dan ulat. Bahkan bisa  mematikan jika bagian bagian tumbuhan ini terkena tubuh hewan pengganggu tersebut.
Kandungan racun pada daun Bintaro juga dapat digunakan untuk biopestisida dalam praktik proteksi tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang baik maka daun direndam dengan etanol terlebih dahulu selama beberapa hari.Â
Selanjutnya disaring dan ditambahkan air. Hasil campuran ini dapat diaplikasikan pada tanaman yang terserang hama. Cukup efektif untuk mengusir hama tanaman.
Demikian manfaat dari tanaman Bintaro. Hampir semua tumbuhan di sekitar kita memiliki manfaat. Namun ada juga yang mempunyai efek lain yang merugikan, yaitu beracun.Â
Karena itu, perlu berhati-hati dalam memanfaatkan tanaman-tanaman yang ada. Mencari informasi yang cukup banyak, apabila kurang paham atau tidak mengetahui tanaman yang ada. Biar tidak merugikan diri sendiri.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI