Dan beberapa saat kemudian kami berdua nekat untuk berlari ke arah api yang dibuat om Mon. Syukurlah, kami berdua berhasil menyelamatkan diri dari keroyokan Aphis dorsata yang lagi mengamuk itu.Â
Menurut pengalaman Om Mon Maitimu, koloni lebah hutan termasuk ganas apabila menyerang makhluk lain. Semua lebah penyerang akan ikut serta mengeroyok kita. Lari kemanapun bakal diikuti.
Hanya ada dua cara menyelamatkan diri dari keroyokan ribuan lebah hutan ini versi orang Wetar. Pertama, larilah menuju ke sungai atau laut. Sambil berlari, usahakan mematahkan daun yang ada di sekitar dan dibawa serta.Â
Sesampai di laut atau sungai, ceburkanlah diri hingga terbenam. Lepaskanlah daun yang dibawa atau pakaian yang dikenakan. Biarkanlah benda itu terbawa oleh arus. Dan gerombolan lebah hutan itu akan mengikuti benda tersebut dan menyerangnya.
Saat lebah-lebah itu asyik menyerang benda yang dilepas maka menjauhlah dari mereka. Dan selamatlah dari keroyokan lebah yang bisa mematikan ini.
Cara kedua, membuat perapian dengan asap. Lebah takut akan api dan asap. Karenanya mereka tidak akan berani mendekat. Namun ini hanya dilakukan ketika menuggu proses panen madu. Tak mungkinlah kita lari sambil membuat api. Bisa jadi badan terlanjur membengkak sebelum api berhasil dihidupkan.Â
Sekilas tentang Kekayaan Hutan Pulau Wetar
Wetar adalah salah satu pulau yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Meskipun demikian, pulau berjulukan Nusa Laon ini lebih dekat ke Provinsi NTT. Karena itu, penduduk Pulau Wetar lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi dan pendidikan di NTT.
Ada dua komoditas hasil hutan unggulan Pulau Wetar. Tidak dibudidayakan tetapi disediakan oleh alam. Kedua hasil tersebut adalah madu hutan dan pala hutan.
Kedua hasil hutan ini tidak diambil sembarangan. Biasa diberlakukan Sasi. Ini adalah suat larangan untuk mengambil hasil hutan sebelum dinyatakan bahwa sudah saatnya untuk panen. Di musim panen itulah, orang akan beramai-ramai ke hutan untuk mengambil hasil tersebut.Â
Perihal madu hutan, sebagian besar penduduk masih melakukan panen tanpa menerapkan prinsip panen lestari. Namun beberapa petani telah menerapkan prinsip panen lestari yang dilatih oleh pihak BDLHK Kehutanan Kupang.Â
Prinsip dari panen lestari ini adalah menyisakan sedikit sarang lebah yang ada.Â