Tak hanya itu. Ia pun sangat aktif untuk membuat aneka kerajinan tangan dari sisa kain lalu dijual. Termasuk memasarkan hasil pertanian lainnya.
Wanita ini sering bersama dengan sang suami untuk menjalankan aktivitas harian di kebun. Menderes karet, membersihkan kebun. Pulangnya, membawa petai, jengkol dan pisang.
Petai dan jengkol tak dikonsumsi sendiri. Tetapi dijual kepada orang lain. Dititip ke warung-warung atau dibawa kepada pelanggan yang sudah sering membeli barang-barang ini.
Sementara pisang biasa diolah terlebih dahulu menjadi pisang goreng, nagasari atau kripik barulah dititip di warung sekitar. Seringkali kami disuguhi aneka olahan makanan lokal buatan sendiri kala bertamu.
Aktif bekerja, tak membatasi kegiatan sosial kemasayarakatan. Di dusun Bukit Jambi, wanita yang sering membonceng anak lelakinya yang masih kecil kemanapun pergi ini adalah seorang aktifis.
Ia menjadi seorang kader Posyandu dan Bunda program Calistung yang sudah berjalan 2 tahun. Calistung adalah salah satu program PT BWKM yang dilaksanakan oleh masyarakat sendiri. Tak hanya itu, ia pun aktif di organisi PKK dan menjadi sering terlihat di rewangan RT dan dusun.
Konsep Mengelola Rumah Tangga Model Hartini
Konsep mengelola rumah tangga ala Hartini terlihat sederhana tetapi mengintegrasikan beberapa aspek sekaligus. Aspek yang diintegrasikan adalah sebagai berikut:
- Nutrisi untuk keluarga, diambil dari sayuran, buah-buahan, dan ikan.
- Ekonomi rumah tangga, dari usaha sayuran, buah, ikan, handy craft, dan snack.
- Sanitasi lingkungan, memanfaatkan air kamar mandi untuk menyiram tanaman. Di dalam bak penampungan, ditanam eceng gondok. Tanaman ini akan dimanfaatkan untuk kerajinan tangan. Selain itu, Hartini juga memanfaatkan sisa-sisa sayuran untuk membuat pupuk organik lalu digunakan untuk memupuk tanamannya.
Demikian pengelolaan rumah tangga ala Hartini. Sekalipun hidup di desa, ia mampu menjadi inspirasi bagi tetangga dan sesama di sekitar kampung. Bekerja secara smart dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki.