Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mereka Masih Mengandalkan Hasil Laut dan Hutan Sambil Bertani dan Beternak

1 Mei 2023   04:55 Diperbarui: 1 Mei 2023   05:27 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang ibu di Uhak berangkat ke kebun ditemani sejumlah anjing pemburu (dokpri)

Di lokasi ini, mereka sudah hidup menetap. Bertani dan beternak. Sering pula menangkap ikan di laut. Karenanya, mereka menyandang profesi petani dan nelayan. Kadang kala, mereka pergi berburu binatang liar di hutan berbekal panah, tombak dan ditemani serombongan anjing pemburu. Hasil hutan masih menjadi andalan masyarakat ini. 

Jika musim pala hutan tiba, maka mereka fokus untuk memungut hasil hutan itu. Kemudian menjualnya ke pedagang pengumpul yang ada di desa sekitar. Atau langsung ke pembeli asal Sulawesi Selatan. Pedagang-pedagang ini biasanya akan berdatangan di saat panen tiba. 

Pala hutan yang dijual terdiri dadri dua bagian. Biji dan bunga yang disebut dengan fuli. Biji pala hutan harganya lebih rendah daripada fuli. Rata-rata biji pala dijual dengan harga 20.000-40.000 per kg. Sementara fuli dibandrol dengan harga Rp 80.000 - 120.000 per kg.

Ketika musim panen madu hutan, penduduk pun beramai-ramai masuk hutan dan  mencari madu hutan. Madu Wetar terkenal sangat berkualitas. Harga per jeriken kini mencapai satu juta rupiah. 

Demikian gambaran kehidupan dan rutinitas tahunan masyarakat di Negeri Uhak. Di sana, desa dinamakan dengan Negeri. Uhak masuk dalam daerah administrasi Kecamatan Wetar Utara, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. 

Seorang ibu di Uhak berangkat ke kebun ditemani sejumlah anjing pemburu (dokpri)
Seorang ibu di Uhak berangkat ke kebun ditemani sejumlah anjing pemburu (dokpri)

Salah satu gambaran kegiatan harian Bapak Panus Faumasa bersama dengan keluarganya. Mereka tinggal di dalam kampung Uhak, tetapi memilih untuk melakukan kegiatan harian di Pantai Wekery. Lebih kurang 3 km dari Uhak. 

Bapak Panus Faumasa tak sendirian. Ia bersama dengan anak-anak dan isterinya. Termasuk juga menantu dan dua iparnya. Pekerjaan mereka adalah sebagai petani dan nelayan. Pada musim barat, saat Laut Banda 'tidak ramah' mereka lebih banyak menghabiskan waktu di darat.

Saat itu, mereka fokus memelihara ayam kampung dan bebek. Juga menanam jagung, kasbih (singkong) dan pisang. Jika memungkin, mereka pergi berburu binatang liar. Celeng, ayam hutan, kus-kus dan kambing hutan. Agar aman dari gangguna binatang, maka kebun harus dipagar keliling. 

Pada saat laut ramah, maka mereka pun kembali melaut. Laut di sekitar, menyediakan berbagai jenis ikan yang mahal-mahal seperti tuna, kakap, kerapu, dan barakuda. Benar-benar kehidupan alam yang terprogram dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun