Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Utusan Pipit Mati Dikeroyok Sepasang Elang

30 April 2023   10:09 Diperbarui: 30 April 2023   12:03 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto:id.lovepik.com

Darah segar pun mengalir dari sekujur tubuhnya. Dan pipit pemberani nan malang pun meregang nyawa, dikeroyok sepasang elang nan perkasa dan sangat kuat. 

Khabar kematian pipit muda pun sampai di istana. Sang raja sangat marah dan memutuskan untuk mengirimkan pasukan pilihan untuk menghabiskan sepasang elang tak tahu diri itu. Sepasang elang arogan itu pun tewas di tangan pasukan sang raja.

Maaf, kami menolak suap (dok foto: istockphoto.com)
Maaf, kami menolak suap (dok foto: istockphoto.com)

Beberapa tahun kemudian, wilayah burung elang yang pemerintahannya pernah diwakili oleh sepasang elang nan bengis itu pun berubah. 

Tak ada lagi korupsi. No money laundry, tak ada praktik suap di sana. Anak-anak tumbuh dengan sehat, pendidikannya lancar. Pengangguran hampir tidak ada. 

Sementara, wakil-wakil para burung pun berubah perangai. Meninggalkan korupsi, kolusi, dan manipulasi. Lebih banyak memperhatikan warga burung daripada sebagai tukang service atasan. 

Kematian pipit muda tak sia-sia. Rela berkorban yang telah dilakukan si pipit muda ternyata membuahkan hasil yang sangat menggembirakan. 

Matinya utusan ini, pada akhirnya menyelamatkan banyak orang. Meskipun jiwa dan raga adalah taruhannya. 

*****

By Greg N
Mata air kolam
Selamat hari minggu panggilan ke-60
30 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun