Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Siasat Mengatasi Suasana Panas Tak Mengenakkan di Rumah

28 April 2023   09:14 Diperbarui: 29 April 2023   16:48 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hijau adalah favorit kami, para petani. Rumah bagian luar selalu hijau. Sederhana tapi nyaman untuk kami (dokpri)

Lagi-lagi, panas ekstrem menjadi pembahasan di bulan April 2023.  Sebabnya, gelombang panas alias heatwave sedang melanda beberapa negara di Asia. Suhu hariannya di atas 40 derajat Celsius. 

Indonesia, memang tidak masuk dalam kategori heatwave seperti yang disampaikan oleh BMKG. Namun hot-nya kerasa banget. Utamanya di siang hingga menjelang sore hari.

Kemarin (27/4/2023), saya membaca status seorang sahabat di medsos yang tinggal di Kota Tangerang. Ia mengeluh tentang panasnya kota Tangerang.  Bisa jadi iya, sebab saat ini suhu tertinggi tercatat mencapai 37,2 derajat Celsius di stasiun pengamatan BMKG Ciputat, Provinsi Banten.

Tidaklah nyaman saat menghadapi suhu panas. Merasa gerah meskipun sendirian. Apalagi berdesak-desakan dengan orang lain di dalam ruangan yang sempit. Pasti mandi keringat dan kerongkongan menjadi kering.

Ketika panas dan padat populasi maka tubuh pun mengeluarkan keringat sebagai respon terhadap kondisi ini. Sekalipun ada pendingin ruangan, nampaknya tak mampu mengatasi situasi yang demikian. 

Dalam suasana seperti ini, lebih baik berusahalah untuk tetap tenang. Carilah celah untuk sedikit bernafas lebih leluasa. Tak perlu menggerutu dan emosi. Malahan akan membuat hati kita ikut-ikutan panas. 

Rumah tetangga kami di Kupang, berada di tengah hutan kota rasanya sejuk sekali (dokpri)
Rumah tetangga kami di Kupang, berada di tengah hutan kota rasanya sejuk sekali (dokpri)

Di Rumah Juga Panas, Kok Bisa?

Lalu bagaimana pula dengan kondisi di rumah yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman untuk kita?  Panas juga ya? Apalagi di siang hingga sore hari. Tentu saja. Apalagi rumah di kota yang padat dan hampir-hampir tak ada ruangan kosong atau sebatang dua batang pohon tumbuh di sekitar. 

Di luar terasa panas sekali, di dalam rumah pun tak sejuk. Mau ngadem dimana? Sabar pak, santai bu. Mengeluh saja, tak akan menyelesaikan persoalan panas ini. Rumah menjadi panas memang banyak faktornya. 

Secara eksternal, rumah kita mungkin terpapar sinar matahari secara langsung sejak terbit  hingga terbenamnya mentari di ufuk barat. Tak ada sesuatu yang menghalangi, seperti pepohonan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun