Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Ketika Petani Memberi THR untuk Keluarga dari Hasil Sendiri

19 April 2023   16:11 Diperbarui: 19 April 2023   16:22 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari menjelang hari raya besar agama seperti Lebaran selalu ramai dengan pembahasan Tunjangan Hari Raya atau THR. Sejatinya, THR merupakan hak pendapatan pekerja yang wajib dibayarkan oleh pemberi kerja menjelang hari raya sesuai agama pekerja yang bersangkutan. Demikian aturan ini dapat dibaca pada Permenaker 6/2016 sebagai peraturan terbaru terkait THR.

Lalu, bagaimana dengan mereka yang bekerja untuk diri sendiri alias tidak mendapatkan gaji dari profesinya? Petani, nelayan, peternak misalnya. Mereka tak akan mendapatkan THR karena bekerja untuk diri sendiri. Kecuali profesi yang disebutkan tadi bekerja untuk orang lain dan mendapatkan gaji, tentu harus mendapatkan THR pula dari pemberi kerja.

Petani Memberi THR untuk Diri Sendiri

Petani independen, sudah tentu harus mencari dan mendapatkan income tambahan menjelang hari raya. Entah dengan cara menjadi buruh upahan atau menjual sesuatu yang telah dipersiapkan sebelumnya. 

Adapun usaha sendiri yang paling sering dilakukan adalah bertanam dan menjual komoditas sayuran yang sering dibutuhkan selama bulan suci Ramadan. Beberapa tanaman yang sering diusahakan diantaranya cabai, melon, timun suri dan semangka. 

Kebanyakan petani mencoba untuk meningkatkan produksi pertaniannya selama bulan Ramadan hingga Lebaran. Produk pertanian yang harganya meningkat itulah yang diusahakan. Tentu saja dengan menghitung mundur waktu tanam sehingga panen di saat harga sedang tinggi-tingginya.

Selain itu, petani dan peternak juga memelihara beberapa ekor ternak untuk dijual. Seekor sapi atau beberapa ekor kambing menjadi tumpuan harapan agar dapat menambah income menjelang hari raya. Toh setelah hari raya, akan kembali memelihara ternak untuk dijual pada masa berikutnya. 

Memelihara kambing untuk dijual menjelang Idul Fitri atau Idul Adha (dok foto: sultengraya.com)
Memelihara kambing untuk dijual menjelang Idul Fitri atau Idul Adha (dok foto: sultengraya.com)

Bagi yang punya kolam, bisa juga mengusahakan ikan air tawar hingga panen. Beberapa pilihan jenis ikan untuk dibudidayakan tentunya terkait dengan pasar dan kemampuan petani untuk mengelolanya. 

Pilihan bisa jatuh pada ikan gurami, mas, nila, patin atau lele. Jenis ikan ini memang selalu menjadi pilihan menu selain aneka masakan berupa daging. Namanya konsumen, selalu ingin memenuhi kebutuhan makanannya secara variatif. Tidak melulu lauk tertentu. Dan sebagai petani, perlu menanggapi kebutuhan pasar ini dengan menyediakan dan menyuplainya hingga ke konsumen.

Nah, ternyata kita sebagai petani dan peternak kampung bisa juga memberi THR untuk diri dan keluarga. Tidak perlu mengharapkan THR dadakan dari orang lain. Apalagi THR yang ada iming-iming politiknya. Barang siapa kreatif ia akan mendapatkan hasil dari kreatifitasnya itu.

Memelihara ikan, panen dan jual adalah salah satu keputusan cerdas untuk mendapatkan income (dokpri)
Memelihara ikan, panen dan jual adalah salah satu keputusan cerdas untuk mendapatkan income (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun