Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenal Perilaku Kelabang dan Manfaat Kehadirannya di Rumah

16 April 2023   11:03 Diperbarui: 16 April 2023   18:46 8538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelabang dikenal pula dengan nama lipan. Kelabang berbeda dengan luwing atau keluwing yang biasa disebut dengan nama kaki seribu. Kelabang dikenal dengan nama Chilipoda. Luwing dinamakan sebagai Milipede.

Namun banyak orang menyebut kelabang dengan kaki seribu juga. Padahal merek memang beda. Apabila diamati, Kelabang memiliki kaki-kaki yang runcing. Pasangan kakinya agak jarang dibandingkan dengan Milipede. Sementara Luwing terlihat memiliki banyak kaki dan tidak runcing. Si Milipede ini segera akan bergelung ketika diganggu. Tujuannya, melindungi diri dari bahaya.

Milipede akan melingkar untuk brrlindung ketika terancam (dok foto: istockphoto.com)
Milipede akan melingkar untuk brrlindung ketika terancam (dok foto: istockphoto.com)

Kelabang, seringkali ditemukan di kebun dan pekarangan. Biasanya bersembunyi di balik dedaunan yang basah, dahan, pohon kering atau batu-batu yang lembab. 

Binantang ini terkadang muncul di sekitar keranjang sampah, kamar areal kamar mandi dan bersembunyi di balik pintu rumah. Kemunculannya seringkali menimbulkan kepanikan.  Orang khawatir dan takut, binatang ini akan menggigit dan menusuk dengan kaki-kakinya yang terlihat tajam itu.

Memang,  kelabang ini bisa menggigit dan memiliki racun. Tetapi apabila merasa terancam. Kebanyakan akan menggigit manakala kena injak, kena duduk dan terpegang secara tak sengaja.

Hal yang wajar. Setiap makhluk hidup yang merasa terancam hidupnya, akan melakukan perlawanan. Mempertahankan hidup dengan mengeluarkan senjata andalannya. Menggigt, menusuk, memagut, menanduk, dsb.

Kelabang akan menggigit ketika terinjak oleh kaki manusia (dok foto: alodokter.com)
Kelabang akan menggigit ketika terinjak oleh kaki manusia (dok foto: alodokter.com)

Habitat Hidup Kelabang

Kelabang sebenarnya hidup di luar rumah. Hewan ini hidup mengikuti habitat mangsanya. Kehadiran kelabang di rumah bisa jadi karena mereka mengintai mangsa yang berkeliaran di sekitar rumah kita. 

Tidak semua kelabang suka bertandang dan ngetem di rumah. Jenis kelabang yang biasa hidup di rumah adalah Scutigera coleoprata. Kelabang ini tak sama dengan kelabang yang hidup di hutan. Makanannya adalah semut, kecoa, ngengat, kutu, rayap dan serangga lainnya yang hadir di rumah. 

Kelabang rumah sebaiknya tidak dibunuh. Mereka tak akan mengganggu penghuni rumah. Tak biasa menampakkan diri di tempat kering seperti di ruang tamu dan ruang keluarga. Namun kadang ditemukan berada di sekitar bak atau keranjang sampah yang mana di situ terdapat banyak serangga.

Kelabang rumah alias Scutigera coleoprata (dok foto: en.wikipedia.org)
Kelabang rumah alias Scutigera coleoprata (dok foto: en.wikipedia.org)

Racun Kelabang dan Mengatasi Gigitan Kelabang

Kelabang tidak biasa menyerang manusia. Mereka cenderung lari untuk menyelamatkan diri. Namun akan menggigit manakakan terdesak, seperti kena duduk atau terinjak. Semakin besar ukuran kelabang, maka semakin terasa pula rasa sakit akibat digigit Kelabang. 

Seperti diulas dalam alodokter.com, gigitan Kelabang mengandung beberapa racun kimia. Di antaranya mengandung histamin yang sering memicu adanya alergi. 

Gigitan Kelabang juga mengandung metaloproteasae yang merusak jaringan tubuh. Biasanya terasa nyeri dan berwarna kemerahan. Bagian tubuh yang digigit akan mengalami pembengkakan.

Secara umum, beberapa gejala akibat digigit oleh Kelabang (alodokter.com) adalah gatal, demam, mual dan bagian tubuh yang kena gigit mengalami pembengkakan. Selain itu, pada kasus lain ada yang tenggorokannya membengkak dan sulit bernafas. Juga mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening dan jantung berdebar lebih cepat.

Saat digigit Kelabang dan mengalami satu dari beberapa gejala di atas, maka tentu saja tak boleh panik. Setiap bisa yang disebarkan oleh binatang, ada penawarnya. Dan tindakan yang tepat, dapat menolong korban untuk tidak mengalami rasa sakit atau akibat yang lebih serius dari racun yang ada.

Tanda merah pada areal bekas gigitan Kelabang (dok foto: hellosehat.com)
Tanda merah pada areal bekas gigitan Kelabang (dok foto: hellosehat.com)

Tindakan pertama, dilakukan di rumah sebelum membawa korban ke dokter jika gejalanya cukup parah. Beberapa hal berikut dapat dilakukan sendiri di rumah. 

  • Untuk mengurangi risiko infeksi maka area yang kena gigit dibersihkan dengan air mengalir dan sabun.
  • Bagian yang terkena gigitan segera mungkin direndam dengan air hangat untuk membantu mengeluarkan racun.
  • Area yang terkena gigitan dapat dikompres dengan es selama sekira 5-10 menit. Gunanya, mengurangi bengkak dan rasa nyeri.
  • Bila perlu, korban dapat diberikan obat antihistamin dan antinyeri. Tujuannya, mengurangi rasa nyeri nyeri, gatal dan bengkak.
  • Apabila tidak ada tanda-tanda membaik maka sebaiknya korban dibawa ke dokter untuk tindakan pengobatan lebih lanjut.

Lebih daripada itu, hal yang paling penting adalah sikap hati-hati agar tidak terkena gigitan. Ketika berjalan di pekarangan atau kebun, jangan lupa memakai alas kaki yang aman dan dapat melindungi kaki. Saat mengambil sampah atau apapun di pekarangan, perlu dipastikan terlebih dahulu, tidak ada serangga berbahaya yang dapat menggigit tangan kita. 

Kelabang besar ini mampu mengalahkan tikus (dok foto: mongabay.co.id)
Kelabang besar ini mampu mengalahkan tikus (dok foto: mongabay.co.id)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun