Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ala SLBN Baradatu

12 April 2023   04:45 Diperbarui: 12 April 2023   08:46 1788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan Belajar Mengajar di SLB tidak hanya terkait dengan materi pelajaran yang diwajibkan dalam kurikulum. Tetapi lebih daripada itu, perhatian dan curahan ekstra kasih sayang dari para pendamping mereka. Demikian yang diperlihatkan oleh para guru dan tenaga teknis di SLB Negeri Baradatu, Way Kanan, Provinsi Lampung. Perhatian semakin meningkat di saat bulan Ramadan. 

Anak Berkebutuhan Khusus memang istimewa. Mereka membutuhkan perhatian yang khusus pula. Didampingi dan dilatih terus-menerus hingga terbiasa dan mandiri melakukan apa yang diperolehnya.

Namanya juga Anak Berkebutuhan Khusus. Setiap anak memiliki kekhususannya sendiri. Ada yang terlihat super aktif, tidak mau diam. Bahkan barang apapun selalu ingin dilihat, dicoba, dibongkar dan dirusak. Itu karena rasa keingintahuannya terhadap benda yang menarik perhatiannya.

Setiap anak memiliki kekhususannya sendiri. Ada yang hiperaktif, bermasalah dengan mata, telinga, pikiran, dan persoalan fisik. Karenanya setiap guru akan kewalahan menghadapi beberapa anak sekaligus dengan kondisi yang berbeda-beda. 

Belajar menggosok gigi ala siswa SLBN Baradatu (dokpri)
Belajar menggosok gigi ala siswa SLBN Baradatu (dokpri)

Melatih mereka, tak bisa dilakukan satu atau dua kali. Tetapi secara intensif dan berulang disertai kesabaran dan ekstra kasih sayang. Guru dan pendamping di SLBN memang harus membekali diri dengan kesabaran yang tinggi. 

Tentu saja tak bertemperamental. Mendidik anak dengan tegas namun tidak dengan emosi dan membentak. Apalagi sampai memukul siswa. Tidak diperkenankan dilakukan di sekolah.

Menerapkan 8 Indikator PHBS di Sekolah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS merupakan bagian kegiatan dari sekolah. Tujuan penerapan PHBS adalah membantu siswa untuk terbiasa hidup bersih dan sehat. Tak hanya di sekolah tetapi di rumah dan dimana saja mereka berada. 

PHBS juga tak hanya menyasar siswa di sekolah. Guru dan seluruh komponen pendukung sekolah harus menjadi pelopor praktik kebiasaan hidup bersih dan sehat. Guru memberi contoh akan mudah ditiru oleh murid-muridnya. 

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Promkes Kemenkes) RI telah menetapkan 8 indikator PHBS di sekolah. Ke-8 indikator tersebut adalah:

1. Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakain sabun
2. Konsumsi jajanan yang sehat di sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang BB dan mengukur TB setiap bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya.

Pemasangan gambar tentang PHBS di sekitar sekolah dapat membantu anak mengingat apa yang harus dilakukannya (dokpri)
Pemasangan gambar tentang PHBS di sekitar sekolah dapat membantu anak mengingat apa yang harus dilakukannya (dokpri)

Hidup Sehat dan Segar di Bulan Ramadan ala SLBN Baradatu

Selama bulan Ramadan, para siswa, guru dan seluruh komponen pendukung di SLBN Baradatu tetap mempertahankan perilaku hidup bersih dan sehat.  Bahkan berbagai praktik terkait kesehatan diri dan lingkungan semakin ditingkatkan.

Ada banyak kegiatan harian yang biasa dilakukan secara bersama-sama selain pelajaran sesuai kurikulum untuk siswa berkebutuhan khusus di SLB. Belajar menjahit, memasak, dan bertani adalah pilihan ketrampilan yang dipraktikkan di sini.

Selain kegiatan ketrampilan, setiap hari siswa-siswi dilatih dan didampingi untuk berdoa. Juga belajar merawat kesehatan pribadi. Mencuci tangan yang benar, menolong diri sendiri saat di toilet, bahkan diajarkan untuk menggosok gigi dengan sikat dan pasta gigi dengan betul.

Siswa SLBN  yang telah berhasil membuat celemek mendapatkan apresiasi dari ibu Kepala Sekolah (dok foto: koordinator program SLBN Baradatu/Ibu Tri)
Siswa SLBN  yang telah berhasil membuat celemek mendapatkan apresiasi dari ibu Kepala Sekolah (dok foto: koordinator program SLBN Baradatu/Ibu Tri)

Kegiatan ketrampilan dan PHBS juga didukung oleh Comdev BWKM di tahun 2023 ini. Meskipun baru terbatas pada beberapa aktifitas seperti kunjungan untuk penyuluhan PHBS.  Juga terkait dengan peningkatan ketrampilan untuk siswa SLB, khususnya melalui ketrampilan tata busana, tata boga, pertanian dan kelompok istimewa. Ke depan, diharapkan ada kerjasama yang lebih jelas dan terkoordinasi, dengan mengikatkan diri dalam suatu perjanjian kesepahaman bersama.

SLBN Baradatu adalah satu-satunya lembaga pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di wilayah Kabupaten Way Kanan. SLBN Baradatu terletak di Kampung Tiuh Balak, Kecamatan Baradatu, Way Kanan, Lampung yang berdiri sejak 1997. Sekolah ini merupakan sekolah satu atap yang mana siswanya terdiri dari SD, SMP dan SMA.

Data siswa SLBN Baradatu tahun 2022-2023 sebanyak 53 siswa. Murid terbanyak dari tingkat SDLB, 35 orang. Sisanya 8 siswa SMPLB dan 10 siswa SMALB. Kepala sekolah SLBN Baradatu adalah seorang ibu dengan pendidikan akhir master, Wasthofah, MPd.I.

Sumberdaya guru dan tenaga teknis yang ada di SLBN Baradatu sebanyak 22 orang. Baru beberapa orang saja yang berstatus PNS dan PPPK. Sebagian besar adalah tenaga honor dengan gaji sangat minim. Untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga, mereka perlu mencari sumber pendapatan lain di luar honor yang diterima. Semoga ke depan, kesejahteraan para guru ini pun menjadi perhatian khusus.

Bermain bersama siswa berkebutuhan khusus membuat mereka merasa nyaman dan diperhatikan (dokpri)
Bermain bersama siswa berkebutuhan khusus membuat mereka merasa nyaman dan diperhatikan (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun