Â
Kehadiran cupang sebagai ikan hias dan ikan aduan ternyata bermanfaat bagi pemeliharanya. Dari aspek hiburan, ternyata bisa mengurangi tingkat stres. Dari segi keindahan, cupang memberi ruangan menjadi lebih estetis. Juga tentu saja memakan jentik-jentik nyamuk yang diletakkan induknya pada air di sekitar kita.
Ikan cupang. Dikenal dengan nama Betta fish atau dalam nama ilmiah dikenal sebagai Betta sp. Seringkali dijejer oleh penjual ikan di pinggir jalan. Diisi di dalam plastik atau stoples. Satu wadah, hanya boleh diisi dengan satu ekor ikan cupang. Sebabnya, si cupang pasti berantem.
Cupang Menghasilkan Cuan
Memelihara ikan cupang tidak hanya untuk dipajang sebagai hiasan. Atau menyenangkan diri dengan mengadu cupang-cupang itu. Tujuan lain yang bisa dicoba adalah untuk menjualnya.
Ikan cupang dapat menghasilkan uang bagi yang membudidayakannya dengan tujuan untuk dijual. Saat ini, harga jenis ikan cupang cukup bervariasi. Di Kota Kupang, harga cupang bervariasi mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 100.000.
Di Baradatu, Way Kanan Lampung harga ikan cupang adalah Rp 10.000 hingga Rp 15.000 jika pembeli datang ke tempat. Selain dijual secara langsung di tempat usaha, Cupang juga dapat dititipkan di kios akuarium. Beberapa penjual sering pula menjual cupang di sekolah-sekolah. Sasarannya ya anak-anak.
Beberapa jenis cupang tertentu, terlebih ikan aduan malah memiliki harga yang lebih mahal. Dibanderol dari Rp 150.000 hingga jutaan rupiah. Semakin menarik dan ganas, harganya pun semakin mahal. Tentu saja dibarengi dengan strategi pemasaran biar harganya menjadi tinggi.
Jenis dan Asal Ikan Cupang
Ikan cupang merupakan ikan asli Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara. Cupang asli Indonesia biasanya berkembang di sawah atau selokan. Sementara jenis cupang berwarna-warni merupakan ikan impor dari beberapa negara di sekitar tahun 1970an.
Umumnya cupang itu dimanfaatkan sebagai ikan aduan dan ikan hias. Ada juga jenis cupang lain yang berkembang secara liar. Cupang aduan memiliki ciri agresif. Ia selalu siap untuk mempertahankan wilayah kekuasaan alias teritorinya.Â
Selain terlihat agresif, ciri tubuh cupang petarung adalah memiliki potongan badan yang ramping. Warnanya juga mencolok. Karenanya, beberapa jenis cupang aduan juga biasa dipelihara sebagai ikan hias. Sirip cupang aduan lebih lebar sehingga terlihat berkembang dan anggun saat berenang.Â
Sementara cupang hias biasanya dilihat dari keelokan gerakan, bentuk dan warnanya. Keindahan cupang terutama ada pada siripnya yang terlihat besar, bagian perut dan ekornya yang melambai-lambai saat bergerak.
Memelihara Cupang itu Mudah
Memelihara ikan cupang itu mudah. Bahkan dapat dilakukan oleh anak kecil. Penempatannya pun tidak harus pada akuarium dengan sistem pertukaran udara yang lancar. Cukuplah ditempatkan pada wadah seperti stoples plastik.
Bagi yang memang memperhatikan estetika dalam memelihara ikan maka akan memakai akuarium khusus untuk ikan kesayangannya. Namun tidak perlu menggunakan aerator. Asal diperhatikan airnya agar tidak gampang keruh.
Meskipun mudah, tidak berarti tanpa perawatan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar cupang hias kita selalu indah, lincah dan menarik. Dan mencapai usia hidup yang maksimum. Usia hidup ikan cupang antara 2-4 tahun.
Tiga hal berikut ini perlu diperhatikan jika kita menginginkan cupang kita terlihat menarik, sehat dan berumur panjang.
Pertama, Pemberian Pakan
Pakan ikan cupang sebaiknya dibeli saja di toko-toko ikan atau pengusaha ikan hias. Harganya pun murah, mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000, tergantung ukuran kemasan. Beberapa jenis pakan alami juga sangat bagus untuk pertumbuhan cupang. Di antaranya cacing sutra, kutu air, dan jentik nyamuk. Sedangkan pakan buatan selain pelet dari toko bisa juga diberikan kuning telur atau tepung udang rebon.Â
Pemberian pakan di dalam akuarium hias tidak boleh terlalu banyak. Sebab sisa pakan justru akan menjadi racun. Apabila biji peletnya cukup besar, maka cukuplah diberikan 4-6 butir per hari.Â
Kedua, Penggantian Air
Pemberian pakan yang terkontrol dapat pula menjaga air akuarium kita tidak cepat keruh apabila ikan dipelihara pada tempat tanpa bantuan aerator. Jika terlihat keruh, maka airnya dapat diganti dengan air yang baru.Â
Jangan menggunakan air secara langsung dari pipa PDAM sebab banyak mengandung kaporit. Sebaiknya menggunakan air sumur.
Pada akuarium mini tanpa aerator, sebaiknya mengganti air seminggu sekali. Bisa juga lebih, tergantung pada kekeruhan air. Perlakukan ikan dengan baik, jangan sampai melukai ikan saat kita melakukan pergantian air.
Ketiga, Memastikan Cupang Cukup Istirahat
Ikan cupang juga perlu istirahat alias tidur. Cobalah amati ikan cupang yang ada di akuarium. Terkadang mereka terlihat menempel pada dasar akuarium dan tidak bergerak. Saat itulah cupang tidur.Â
Pada malam hari, ruangan di sekitar cupang dibuat gelap saja. Biar cupang kita bisa beristirahat. Tidurnya ikan tidak seperti manusia sampai nyenyak. Juga tidak sama seperti ternak besar.Â
Ikan ini tetap waspada. Sekelabat bayangan atau sedikit goncangan saja, si cupang akan terbangun dan bergerak. Waspada terhadap gangguan yang terjadi di sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H