Para pembeli biasanya membeli buah yang matang untuk dimakan sepanjang perjalanan. Untuk dibawa pulang, maka mereka akan membeli buah tua yang belum matang. Dan buahnya akan matang ketika telah tiba di rumah.
Jika belum matang, maka buah alpukat  dapat disimpan di  dalam beras. Panas yang timbul akan membantu proses pemantangan buah alpukat kita,Â
Layaknya hasil pertanian lainnya, alpukat juga memiliki persoalan. Dengan kondisi yang voluminous, bulky, and perishable, buah alpukat tidak dapat diperdagangkan antar pulau.Â
Selain karena keterbatasan pengetahuan dan teknologi pasca panen, petani juga kurang mendapatkan pendampingan agar hasil panen alpukatnya dapat terjual semuanya.
Ada juga beberapa petani sudah dijembati oleh Ditjen PDT dengan menggandeng pembeli dari derah lain. Dengan model kerjasam seperti ini, maka hasil panen buah Alpukat dapat disalurkan langsung ke Jawa, termasuk Surabaya dan Jakarta.
Memelihara Alpukat di Rumah
Memiliki satu atau dua pohon alpukat di rumah tentunya cukup menyenangkan. Saat tiba musim panen, kita dapat menikmatinya dengan sukacita. Bisa dimakan sebagai buah, dibuat jus atau dicampur pada minuman lain.
Cara mudah adalah menanam biji alpukat. Seleksilah biji yang sudah tua dan sehat. Tentu saja pilihan jenis alpukatnya pun menentukan. Kita dapat menggunakan biji alpukat yang dibeli di pasar, namun seringkali kualitasnya sangat rendah.Â
Selain menanam biji, kita dapat membeli bibit unggul yang ada di toko pertanian. Kelebihan membeli di lapak pertanian, kita bisa bertanya tentang keunggulan tanaman alpukat yang ada dan bagaimana merawat tanaman dengan baik dan benar.Â
Beberapa alpukat unggul yang dapat dijadikan pilihan diantaranya alpukat mentega, miki, dan wina. Yang terpenting adalah bagaimana menentukan lokasi tanaman di rumah kita. Apalah di samping atau belakang rumah.Â