Kebutuhan hidup meningkat menjelang bulan suci Ramadan itu sudah biasa. Tentu saja, kebutuhan utama dan paling penting adalah menyiapkan hati dan pikiran.Â
Setiap orang berkomitmen untuk melaksanakan ibadah puasa secara paripurna selama satu bulan penuh. Lalu bersyukur dan bersukacita merayakan Idul Fitri.Â
Selain beribadah, kebutuhan lain pun perlu dipersiapkan. Mulai dari keperluan akan pangan, sandang, hingga fasilitas pendukung lainnya seperti sarana transportasi dan komunikasi. Intinya, ada makna yang berbeda di saat bulan suci Ramadan.
Salah satu kebutuhan hidup yang meningkat selama bulan Ramadan adalah terkait dengan pangan. Tak hanya sumber makanan pokok, tetapi termasuk lauk-pauk, sayur-mayur aneka keperluan bahan lainnya.
Untuk penduduk desa, sumber pangan ini dapat diperoleh melalui dua cara yaitu produksi sendiri dan membeli. Tergantung pada kemampuan setiap orang selain input-input pertanian semisal lahan, air, dan peralatan.
Produksi sendiri, sekalipun lebih sedikit itu menyenangkan. Panen sayuran dam buah segar di kebun, ikan, ayam, bebek bisalah membantu kita untuk berhemat dan asupan gizi tetap terjaga.
Selalu Ada Sayur di Pekarangan
Menjadi petani memang mengasyikkan. Kita bisa mengatur jadwal tanaman sesuai keinginan dan kebutuhan. Kapan mulai menanam dan kapan akan memanen hasilnya.
Kelompok wanita tani di Bukit Jambi, Kampung Gunung Katun kini sudah mampu menghadirkan aneka sayuran di pekarangan sepanjang tahun.
Ada tiga strategi yang kini ditempuh oleh kelompok ibu dengan jumlah anggota sebanyak 74 ibu rumah tangga ini. Dengan hanya bertanam di sekitar pekarangan, selalu saja ada sayuran yang dipanen.Â
Strategi pertama, diversifikasi sayuran di lahan pekarangan. Mereka menanam beberapa tanaman sayuran dengan umur panen yang berbeda. Memenuhi pekarangan kosong dengan tanaman aneka sayuran bergizi.
Setiap ibu memilih untuk menanam sayuran yang bisa dipanen hanya dalam hitungan minggu. Dipadu dengan sayuran yang umur panennya mencapai hitungan bulanan.Â
Bisa mengkombinasi kangkung dan sawi dengan terong, tomat atau kacang panjang. Boleh juga memilih jenis tanaman lain tetapi dengan umur HST yang berbeda.
Strategi kedua, tanam secara bertahap. Sayuran umur pendek semisal bayam cabut, kangkung dan sawi tak ditanam sekaligus di waktu yang bersamaan.
Contohnya menanam kangkung. Dengan menghitung kebutuhan komsumsi sayuran dalam keluarga, setiap rumah tangga akan menanam sayuran ini secara bertahap.Â
Satu bulan, mereka menumbuhkan sayuran kangkung sebanyak 4 kali, minggu pertama hingga ke-4. Setiap minggu mereka akan panen sayur kangkung. Tanam bertahap, panennya pun bertahap.
Strategi ketiga, menghitung usia panen sayuran . Dengan demikian, para ibu dapat menghitung kapan mereka akan panen di saat perlu.Â
Para ibu juga sudah dapat menghitung berapa rata-rata usia ikan atau ayam yang layak panen. Untuk ikan lele, para ibu sudah tahu umur panen adalah sekira tiga bulanan.Â
Beberapa ibu mulai memelihara lele di bulan Desember 2023 sehingga akan panen di bulan Maret hingga April 2023. Hasil panen ikan ini diharapkan untuk menambah variasi menu makan di bulan puasa tahun ini.
Hasil panen yang bervariasi tentunya akan memperkaya penyusunan menu makanan keluarga. Hari ini ikan dan sayuran jenis tertentu, besok bisa mengkombinasikan daging ayam dengan sayuran plus buah-buahan lainnya yang sebagian diambi dari pekarangan atau kebun kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H