Ada tiga strategi yang kini ditempuh oleh kelompok ibu dengan jumlah anggota sebanyak 74 ibu rumah tangga ini. Dengan hanya bertanam di sekitar pekarangan, selalu saja ada sayuran yang dipanen.Â
Strategi pertama, diversifikasi sayuran di lahan pekarangan. Mereka menanam beberapa tanaman sayuran dengan umur panen yang berbeda. Memenuhi pekarangan kosong dengan tanaman aneka sayuran bergizi.
Setiap ibu memilih untuk menanam sayuran yang bisa dipanen hanya dalam hitungan minggu. Dipadu dengan sayuran yang umur panennya mencapai hitungan bulanan.Â
Bisa mengkombinasi kangkung dan sawi dengan terong, tomat atau kacang panjang. Boleh juga memilih jenis tanaman lain tetapi dengan umur HST yang berbeda.
Strategi kedua, tanam secara bertahap. Sayuran umur pendek semisal bayam cabut, kangkung dan sawi tak ditanam sekaligus di waktu yang bersamaan.
Contohnya menanam kangkung. Dengan menghitung kebutuhan komsumsi sayuran dalam keluarga, setiap rumah tangga akan menanam sayuran ini secara bertahap.Â
Satu bulan, mereka menumbuhkan sayuran kangkung sebanyak 4 kali, minggu pertama hingga ke-4. Setiap minggu mereka akan panen sayur kangkung. Tanam bertahap, panennya pun bertahap.
Strategi ketiga, menghitung usia panen sayuran . Dengan demikian, para ibu dapat menghitung kapan mereka akan panen di saat perlu.Â
Para ibu juga sudah dapat menghitung berapa rata-rata usia ikan atau ayam yang layak panen. Untuk ikan lele, para ibu sudah tahu umur panen adalah sekira tiga bulanan.Â