Budidaya sorgum masih mengalami kendala di Indonesia. Minat petani untuk mengusahakan sorgum dalam skala bisnis masih rendah dibandingkan dengan tanaman pangan lain, utamanya padi dan jagung.
Minat yang masih rendah ini juga berkaitan dengan ketersediaan pasar, baik untuk konsumsi langsung sebagai pengganti beras maupun untuk diserap oleh industri pangan.
Selain itu, pendampingan dari dinas pertanian untuk mengembangkan sorgum juga masih belum terlaksana dengan baik. Fokus pengembangan masih pada program jagung, padi dan singkong sebagai tanaman pangan andalan Indonesia.
Perlu Kerja sama Para Pihak
Agar mimpi menjadi Republik Sorgum terealisasi, maka pemerintah perlu memfasilitasi para pemangku kepentingan untuk tidak terlibat secara setengah-setengah alias ogah-ogahan. Para pihak dimaksud adalah pemerintah sendiri, petani, lembaga swadaya masyarakat dan industri pengolahan pangan.
Dari pihak pemerintah, perlu ada kebijakan yang jelas mulai dari level nasional hingga pada pemerintah di tingkat operasional. Dinas-dinas teknis terkait, juga perlu dilibatkan sehingga program ini dapat ditangani dengan baik. Tidak hanya sekadar menjalankannya sebagai proyek untuk menggelontorkan uang lalu menghilang tanpa bekas.
Petani merupakan ujung tombak pelaksanaan budidaya sorgum. Usaha menciptakan pasar terlebih dahulu oleh pemerintah, akan mendorong petani untuk membudidayakan sorgum dalam skala bisnis.
Seringkali, proyek dilaksanakan dengan terburu-buru. Petani diminta bertanam. Tetapi menjadi kecewa saat panen karena tak ada pasar. Kalau pun ada, hasil pertanian petani dibeli dengan harga yang murah. Akibatnya, ketika petani dikecewakan maka mereka tak akan mengulangi untuk yang kedua kalinya. Proyek menjadi tidak kontinu.Â
Lembaga-lembaga swadaya yang hidup bersama masyarakat juga perlu dilibatkan untuk mengembangkan program sorgum secara bersama-sama. Mereka hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Ketika proyek dinyatakan berakhir, lembaga-lembaga yang hidup di masyarakat masih terus melanjutkan karya pendampingan mereka.Â
Sektor yang tak kalah penting adalah melibatkan industri-industri pangan di Indonesia. Daya serap industri pengolahan sorgum menjadi aneka pangan dan pakan dalam jumlah besar akan menyerap pula hasil produksi petani.Â
Jadinya, petani berminat untuk mengembangkan sorgum secara lebih serius. Sementara industri-industri pangan menjadi menggeliat karena bahan baku sorgum tersedia dalam jumlah yang cukup.