Apabila ada perempuan yang melakukan pekerjaan-pekerjaan ini, maka sering danggap sebagai orang yang noen atoin (mirip laki-laki). Karenanya, sejak kecil orang tua akan mengarahkan anak laki-laki untuk mengerjakan pekerjaan yang dianggap sebagai bagian laki-laki. Juga berlaku sebaliknya. Anak gadis akan diajarkan untuk mengerjakan bagian yang dianggap cocok bagi mereka, perempuan.
Kerajinan tangan yang harus dikerjakan oleh seorang ayah, adalah membuat tali tambang untuk mengikat sapi, kerbau, kambing dan kuda. Cara membuatnya, memintalnya secara rapi hingga lebih kurang 10 meter. Beberapa keahlian lain, membuat pelana kuda yang tak dimiliki oleh semua orang.
Selain itu, beberapa kerajinan tangan yang masuk pada urusan kaum pria adalah membuat aneka sendok dan irus dari tempurung kelapa atau kayu, bale-bale atau tempat tidur, meja makan dan tempat duduk.
Perempuan: memasak, menenun dan menganyam
Pekerjaan utama seorang perempuan atau ibu adalah mengolah dan memasak makanan untuk seluruh anggota keluarganya. Pagi hari, ia harus bangun lebih awal dan menyibukkan diri di dapur. Menjerang air, menanak nasi atau bahan lain yang perlu dimasak bagi keluarga. Juga menumbuk padi, atau jagung untuk dijadikan jagung bose.
Sering kali, Â mereka hanya memasak sebanyak dua kali. Pagi sekaligus untuk siang, dan di sore hari untuk makan malam sekeluarga. Jika suami telah pergi ke kebun lebih awal karena harus terlebih dahulu melihat ternaknya, maka si ibu baru akan menyusul membawa makanan di kebun.
Kadang, makan siang baru akan dimasak di kebun sambil mengerjakan pekerjaan yang perlu dilakukan di kebun. Misalnya menanam padi, jagung atau mencabut gulma ketika rerumputan tersebut tumbuh dan mendominasi kebun mereka.
Menenun itu sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang ibu. Perempuan yang telah menikah, tetapi tidak terampil menenun kain, dianggap tidak rajin. Seringkali dipergunjingkan oleh tetangga yang suka kepo pada orang lain.
Selain memasak dan menenun, keterampilan menganyam pun harus dipelajari. Keterampilan ini sangat penting dalam kehidupan berkeluarga di kampung-kampung yang ada di daratan Pulau Timor. Lagi-lagi, seorang ibu akan dicap kurang rajin, manakala tak pandai menganyam tikar, membuat bakul dan nyiru, termasuk kipas api.
Pekerjaan memasak, menenun, dan menganyam itu adalah ranah kaum ibu. Jika ada pria yang melakukannya, maka ia dianggap lebih feminin atau orang-orang kampung menamakannya noen bife (mirip perempuan). Namun, sebenarnya tidaklah demikian. Hanya karena sudah menjadi tradisi.