Tarian ini merupakan bagian dari pagelaran Tari Reog yang fenomenal itu. Ditarikan dalam beberapa bagian, dengan para pemain yang berbeda-beda. Namun yang paling sering menyedot perhatian adalah bagian yang mana seseorang kesurupan, memakan beling dan dipecut tanpa merasa sakit sedikit pun. (Paguyuban Kuda Kepang di Lampung, mulai dibina seperti vidio singkat YouTube berikut ini).
Konon, Jaranan Kepang merupakan atraksi tarian kesurupan. Namun versi lain yang diceritakan pada legenda Reog abad ke-11 menyebutkan, tarian ini menggambarkan pasukan pemuda cantik bergelar Jathil. Ia menunggang kuda putih yang memiliki rambut, ekor, dan sayap emas. Dengan kuda supernya ini, ia maju membantu pertempuran Kerajaan Bantarangin. Lawannya adalah pasukan penunggang babi hutan dari Kerajaan Lodaya. Demikian dilansir oleh id.wikipedia.org.
Apapun itu, atraksi ini melambangkan keberanian. Menjalankan tanggung jawab hingga tuntas, sekalipun itu berdampak bagi dirinya. Juga terbangunnya saling percaya di antara sesama tim. Perisitwa-peristiwa yang terjadi selama atraksi, tak dilanjutkan dalam pergaulan mereka setelah selesai atraksi. Semua kembali normal.
Melestarikan Warisan Leluhur Lewat Atraksi Terjadwal
Kesenian tradisional yang masih bertahan hidup hingga sekarang, kebanyakan diwariskan secara turun-temurun. Bertahan melalui paguyuban yang mana calon-calon pemain direkrut dari orang di sekitar, baik sebagai pemain musik, maupun pelaku atraksi. Â Biasanya atraksi ini ditanggap oleh orang yang memiliki hajatan.
Orang yang terlibat di dalamnya, tak terjadi secara spontan. Tetapi menjadi anggota yang harus berlatih dan melakoni beberapa hal yang menjadi peraturan di dalam payuguban Jaran Kepang ini.
Di lain pihak, mengingat bahwa kesenian tradisional yang masih hidup perlu dilestarikan, maka pemerintah setempat juga ingin berkontribusi dalam upaya melestarikannya. Diantaranya mendorong generasi muda untuk memperdalamnya, juga mendampingi dan membina paguyuban yang sudah dibentuk oleh masyarakatnya.
Kampung Gunung Katun pun demikian. Berkomitmen untuk melestarikan warisan leluhur yang masih ada di masyarakat. Diantaranya, membina kaum muda seperti Karang Taruna untuk mendalami kesenian yang hidup dan berkembang di daerahnya.
Secara bergantian, atraksi ini digelar di dusun yang ada di Gunung Katun. Saat ini, ada 4 dusun yang bergabung untuk secara bergantian menyelenggarakan Jaranan Kepang. Semua masyarakat, akan diundang untuk datang dan menyaksikan atraksi dimaksud. Dimulai dari pagi hingga malam hari.
Pemilihan hari, disesuaikan dengan perkiraan waktu dimana banyak orang bisa hadir. Biasanya di hari minggu, atau hari-hari libur nasional lain yang tidak mengganggu aktifitas keseharian masyarakat.