Bekicot. Sering pula dinamakan keong atau siput. Kehadiran hewan yang selalu memikul serta rumahnya ke mana pun ia pergi ini, sering mengancam tanaman kita. Apalagi mereka suka aktif di malam hari, atau ketika turun hujan.
Hewan moluska ini suka sekali memakan semua dedaunan tanaman muda. Kadang daun tua pun dimakannya. Bahkan, batang-batang muda pun dilahapnya dengan rakus. Jangan heran, jika pagi-pagi tanaman kita sudah buntung dimakan oleh si perangkak nan lamban ini.
Bekicot dengan nama ilmiah Achantina fulica ini sering kali muncul dan mengancam tanaman kita. Tak hanya di lahan basah dan lahan kering dengan luasnya yang berhektar-hektar. Tetapi masuk hingga ke pekarangan rumah. Bersembunyi di balik rimbunnya pepohonan atau di sekitar pot tanaman yang lembab dan tersembunyi.
Karena merusak tanaman, maka kelompok hewan yang termasuk dalam kelas Gastropoda ini dimasukkan dalam kelompok hama. Di mana mereka hadir, maka tanaman menjadi rusak sebab mereka akan memakan daun hingga batang muda tanaman.
Lima Cara Mengatasi Hama BekicotÂ
1. Mengambil dan MembuangnyaÂ
Cara pertama ini, adalah yang paling mudah dilakukan. Tetapi kita harus mengetahui kapan bekicot keluar untuk mencari makan.Â
Di pekarangan saya, mereka masih terlihat berjalan-jalan atau memanjat tanaman di pagi hari. Tak hanya itu, mereka senang berkeliaran di waktu gerimis atau hujan yang tidak begitu lebat.
Saat melihat bekicot-bekicot ini, sebaiknya langsung dikumpulkan di satu wadah. Bekicot segera akan masuk dan berlindung di dalam cangkangnya untuk beberapa waktu. Tidak berjalan, sebab bagi bekicot cangkang adalah tempatnya untuk berlindung.
Jika telah cukup banyak, dapat dieksekusi lebih lanjut. Dibuang jauh-jauh ke hutan atau ke sungai. Jika tidak dibuang, bekicot dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak atau dijadikan sebagai camilan keripik, bagi yang suka dengan daging bekicot.
Apabila tidak melihat bekicot-bekicot ini, maka cobalah untuk memeriksa tempat-tempat yang lembab dan tersembunyi di sekitar. Mereka akan beristirahat di balik pohon nan lembab. Pengalaman saya, sering menemukan banyak bekicot bersembunyi di balik rumpun pisang dan tumpukan kayu yang basah.
Jangan kaget, jika pada keesokan harinya akan muncul bekicot baru. Lakukan hal yang sama hingga bekicot tak muncul lagi atau paling tidak menjadi jarang terlihat.
2. Memanfaatkan Penghalau Alami yang Tak DisukaiÂ
Bekicot tidak suka aroma-aroma tertentu, baik aroma yang timbul dari tanaman maupun sisa-sisa produk yang telah digunakan dalam aktivitas rumah tangga kita.
Beberapa tanaman yang tak disukai dan dihindari oleh bekicot antara lain bunga lavender, begonia dan pakis. Termasuk di dalamnya, daun mint, kemangi dan pandan wangi.
Sedangkan sisa produk yang bisa digunakan untuk menghalau bekicot dari tanaman kita, diantaranya menaburkan ampas kopi di sekitar tanaman yang sering dikunjungi, atau merupakan tempat persembunyian bekicot.
Selain menaburkan ampas kopi, bekicot juga dapat dihalau dengan menyemprotkan air rendaman bawang putih. Bisa juga ditambahkan sedikit detergen lalu diaplikasikan langsung ke hama.
3. Menggunakan Perintang bagi Bekicot
Perintang yang cukup efektif untuk bekicot adalah menggunakan garam, cangkang telur dan dedak padi. Penggunaan garam dlakukan dengan cara menaburkan garam di sekitar tanaman.Â
Lebih efektif lagi, jika diberikan pada tubuh si bekicot. Ketika tubuh bekicot terkena garam, maka cairan di dalam tubuhnya mengering. Akan kekurangan cairan, lalu mati.
Cara lain adalah menggunakan cangkang telur. Pecahkan cangkang telur, lalu hamburkan di sekitar tanaman. Permukaan cangkang telur yang kasar dan bergerigi, akan membuat binatang ini merasa tidak nyaman dan menjauh.
Prinsip yang sama juga berlaku untuk dedak padi. Permukaannya yang kasar, tidak disukai oleh bekicot. Akibatnya, bekicot akan menjauhi lokasi dimana kita menaburkan dedak tersebut.Â
Cangkang telur dan dedak, juga dapat bermanfaat sebagai pupuk organik bagi tanaman kita. Jadi, bahan alami ini memiliki manfaat ganda bagi kebun dan tanaman yang ada.
4. Diolah Menjadi Makanan atau Pakan Ternak
Di beberapa tempat atau rumah makan, telah dijual makanan olahan dari bekicot. Di antaranya sate dan keripik. Bahkan keripik bekicot telah diusahakan secara profesional. Dijual di toko oleh-oleh atau dipasarkan secara online.
Bekicot juga dapat diolah menjadi pakan ternak. litbang.pertanian.go.id menyebutkan, bekicot kaya akan protein. Dagingnya mengandung 60% asam amino lengkap. Sementara cangkangnya pun kaya dengan kalsium.Â
Saat ini, bekicot dapat disediakan dalam bentuk tepung bekicot mentah, rebus atau tepung cangkang. Bahkan bisa diberikan kepada ternak seperti bebek dalam keadaan segar.
5. Memakai Moluskisida
Pilihan lain, menggunakan pestisida kimia moluskisida. Namun banyak peneliti dan aktifis lingkungan, kurang merekomendasikan penggunaan moluskisida ini. Bahan aktifnya, mengandung residu yang dapat mencemari lingkungan, tanah dan air.
Pilihan untuk menghalau atau memberantas hama bekicot ini, tentu saja menjadi keputusan sang pemilik tanaman atau lahan. Namun pemilihan teknik atau cara yang tepat, tak hanya menyelamatkan tanaman kita. Tetapi dalam jangka panjang, ikut serta melestarikan lingkungan kita.
Mari berlaku bijak dalam mengaplikasikan sesuatu dalam kehidupan kita, utamanya dalam aktifitas pertanian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI