Jamur bulan, munculnya tak pernah sendiri. Seperti berkoloni. Karenanya, ketika menemukan satu saja, maka tebarkan lagi pandangan di sekitar. Akan menemukan lebih banyak lagi. Di tanah terbuka, di sela-sela batu, atau di bawah pohon.
Cara Mengolah Jamur Bulan Versi Kami Orang Kampung
Ada dua cara pengolahan jamur bulan versi kami orang kampung di NTT. Cara pertama, ditumis dan cara kedua, dilawar alias dibuat semacam sambal matah.
Lawar Pumanu ala orang Kampung dapat dibuat dengan bahan-bahan berupa Pumanu bakar (3-5 buah), 1-2 buah belimbing wuluh, 5 cabai rawit, 2-3 isi bawang merah, beberapa lembar daun kemangi, dan garam secukupnya. Bisa ditambahkan MSG bagi yang menginginkannya.
Bagian atas payungnya yang berlendir dibersihkan terlebih dahulu. Batang bawahnya juga dibersihkan dari tanah dengan menggunakan pisau hingga bersih. Lalu dicuci agar tanah dan kotoran yang menempel pada badan Pumanu tercuci semuanya.
Selanjutnya, Pumanu ini dibakar agar terlihat layu. Tak perlu terlalu lama membakarnya. Cukup 2-3 menit. Angkat dan suir-suir menjadi bentuk yang kecil-kecil di dalam wadah. Ayah saya, biasanya hanya mengkonsumsi Pumanu bakar tanpa campuran lain dan tanpa garam.
Buah belimbing wuluh yang telah dicuci, diiris tipis-tipis di dalam wadah berisi Pumanu tadi. Jangan terlalu banyak, biar rasanya tak terlalu asam. Bawang merah pun dikupas dan diiris tipis-tipis, di dalam campuran tadi.
Cabai bisa diiris-iris, atau diulik lalu dicampurkan bersama dengan daun kemangi dan garam secukupnya. Semuah bahan yang ada di dalam wadah tadi, diaduk-aduk agar tercampur secara merata. Jadilah lawar kita.
Pumanu yang rasanya enak dan kenyal-kenyal, ditambah dengan rasa belimbing wuluh yang agak asam. Ada lagi sensasi pedes karena efek cabai, lalu aroma bawang mentah dan daun kemangi.