Masih ada 365 hari untuk tahun 2023. Sementara tahun 2022 tinggal menghitung mundur. Dari jam ke menit, dan menit ke detik. Lalu, hitungan mundur pun bergema: 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, Happy New Year.
Pagi tadi, membaca pesan singkat di grup WA keluarga besar. Adik lelaki bungsu mengabarkan, tak akan hadir dalam acara old and new keluarga kali ini. "Akhir tahun, sy tdk BS hadir" sambil mengirimkan foto meja kerja dan setumpuk kertas berserakan di sekitarnya.
Dengan santai saya pun menanggapinya, "Masih ada tahun 2023. Tetapi tahun 2022 hanya tinggal hitungan beberapa menit lagi. Mari kita tinggal semua urusan lain. Berkumpul bersama keluarga untuk bersyukur atas rahmat kesehatan selama 2022, seraya memohon berkat untuk perjalanan hidup kita sepanjang tahun 2023".
Hari ini, 31 Desember 2022 merupakan hari terakhir atau ke-365. Seperti biasa, setiap tanggal 31 Desember perasaan hatiku  selalu tak menentu. Macam ke nano-nano. Ada rasa sedih, haru dan gembira.
Kebiasaan Old and New di Masa Kecil
Di dalam keluarga besar kami, malam penutupan tahun lama sekaligus penyambutan tahun baru biasa dilakukan dengan berkumpul. Saat masih kecil, kami selalu bersukacita ketika tanggal 31 Desember tiba. Sebab, makanannya pasti beda.
Menu makanan sangat lengkap. Ada B2 panggang, iga bakar. Juga beberapa jenis kue dan minuman yang tak pernah kami jumpai di hari-hari biasa. Tak ketinggalan, aneka kue dan roti buatan mama, selalu dihidangkan di meja makan, lengkap dengan beberapa minuman.
Senangnya, kami boleh menikmati semua makanan yang terhidang di situ. Tetapi tunggu dulu, jangan pernah menyentuh hidangan-hidangan itu sebelum ada aktifitas rutin dilakukan.
Yang paling utama, harus mengikuti ibadah penutupan tahun di Gereja. Kedua, setelah pulang Gereja tidak boleh ngelayap kemana-mana. Tunggu di rumah. Saat semua sudah lengkap, barulah kami duduk melingkar di bawah tikar.
Mulailah kami dipandu bapak untuk sharing apa yang telah kami lakukan sepanjang tahun tersebut. Termasuk kritik untuk bapak, mama dan saudara yang pernah menyakiti kita. Dan setelah semuanya selesai, akan diakhir dengan doa singkat lalu saling berangkulan dan meminta maaf. Biasanya bapak dan mama duduk di tempat, lalu anak-anak menghampiri satu persatu dan saling berangkulan antara saudara.