Sekalipun telah diperingatkan oleh BMKG, bencana akibat cuaca yang ekstrem tetaplah sulit dipastikan. Ia datang seperti perampok yang tak disangka-sangka oleh penghuni rumah. Masuk dan merampok manakala kita lengah. Karena itu, sebaiknya "sedia payung sebelum hujan", kata nenek aku.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan 2 kali peringatan dini terkait cuaca yang ekstrem di wilayah Indonesia. Pertama, 21 Desember 2022 dan kali kedua untuk tanggal 28-30 Desember 2022.
Peringatan dini BMKG tersebut, mengingatkan warga untuk berhati-hati dan mengantisipasi curah hujan yang lebat, disertai petir dan angin kencang.Â
Tentu saja, banyak potensi bencana akibat kondisi ini. Diantaranya banjir, longsor, tersambar petir, dan kena pepohonan sekitar yang tumbang.
Lalu apa yang perlu dilakukan terkait dengan cuaca ekstrem ini? Tentu saja tak perlu panik berlebihan, namun tidak boleh mengabaikan informasi penting ini. Sebab, cuaca ekstrem selalu menimbulkan bencana. Baik secara lokal, regional, maupun nasional.
Persiapan dan kesiagaan menghadapi bencana merupakan hal utama yang perlu dilakukan saat ini. Entah di rumah, tempat kerja, atau dalam perjalanan karena kepentingan tertentu.
Persiapan di Rumah
Rumah merupakan tempat tinggal semua anggota keluarga. Selain sebagai tempat berlindung, rumah juga berfungsi untuk menyimpan semua harta benda keluarga. Surat-surat berharga, buku tabungan, perhiasan, kendaraan, furniture, hingga alat-alat pecah belah.
Dalam kondisi normal, penyimpanan barang-barang tersebut sering tidak didasarkan pada keamanan, tetapi lebih pada kemudahan mengaksesnya. Juga berkaitan dengan ketersediaan ruangan di dalam rumah dan pekarangan sekitar.
Lalu, apa sajakah yang perlu dipersiapkan di rumah sebagai antisipasi terhadap cuaca ekstrem sekarang?Â
Pengalaman saya saat Seroja 5 April 2021, membuat saya untuk membenahi penempatan barang di rumah.
Pertama, menyimpan semua surat-surat berharga kami dalam satu tempat
Surat-surat berharga seperti sertifikat, ijazah, buku tabungan, surat nikah sebaiknya diletakkan pada tempat yang tinggi, namun mudah diraih untuk diselamatkan ketika ada sesuatu terjadi di dalam rumah.
Kedua, menyiapkan dan mengecek obat-obatan ringan dan peralatannya di kotak P3K
Saat cuaca ekstrem dan aktifitas lumpuh, maka kita masih dapat menggunakan obat-obatan ringan ketika sakit. Betadine, kain kasa, gunting kecil, obat gosok, obat sakit kepala, batuk, demam dan obat lain yang biasa rutin diminum bagi yang konsumsi obat-obatan secara rutin.
Ketiga, menyimpan sekaligus mengecek alat dan bahan yang bakal dipakai dalam situasi darurat
Lampu senter lengkap dengan baterai. Termasuk lampu emergency. Namun lampu emergency ternyata tak seawet lampu senter. Apabila listrik padam dalam waktu yang lama, maka kita kesulitan untuk mengisi ulang daya lampu kita.
Rumah yang terletak di kawasan banjir sebaiknya menyediakan life jackets yang berfungsi dengan baik. Paling tidak, dapat digunakan bagi anggota keluarga lansia dan anak-anak, ketika rumah dikepung banjir dan terpaksa harus melakukan tindakan evakuasi.
Keempat, memastikan kondisi rumah aman
Tidak ada aliran listrik dan gas yang bocor. Pohon-pohon di sekitar rumah agar selalu dipangkas agar tidak berpatahan atau tumbang menimpa rumah saat ada badai.
Kelima, menyimpan atau menghafal nomor kontak darurat penting
Nomor telpon Ambulans (118 dan 119), Basarnas (115), Posko bencana alam (129), Polisi (110), PLN (123), Pemadam kebakaran (113 dan 1131).
Di Tempat Kerja
Tempat kerja bisa di gedung kantor atau di lapangan. Bagi mereka yang bekerja di kantor, mungkin tak terlalu risau dengan curahan air hujan. Tetapi para pekerja di lapangan seperti petugas PLN, petani, dan nelayan pastinya harus tetap bekerja di luar. Bahkan beberapa diantaranya sering berhujan-hujanan saat bekerja.
Dokumen-dokumen penting di kantor harus dipastikan aman. Ketika banjir masuk ke dalam kantor, maka dokumen tersebut bisa diselamatkan bersama dengan para pekerja yang ada di dalam ruangan.
Titik kumpul dan jalur evakuasi perlu ditetapkan dan para supervisor harus memastikan bahwa semua orang dapat memahaminya dengan baik. Kepanikan di dalam gedung harus diminimalisir ketika terjadi bencana.
Bagi pekerja di lapangan, tentunya perlu menyiapkan perlengkapan pribadi. Jas hujan harus selalu digunakan ketika terpaksa bekerja saat hujan. Namun hendaknya berhati-hati terhadap kilat.Â
Pastikan untuk tidak berada di lapangan terbuka seperti sawah, taman dan lapangan. Tidak berlindung di bawah pohon atau dekat-dekat tiang listrik. Memakai alas kaki karet, dan mematikan semua alat elektronik yang kita bawa.
Dalam Perjalanan
Manusia merupakan makhluk hidup yang sering melakukan mobilisasi. Dari satu tempat ke tempat lain, tergantung pada keperluan mereka.
Seringkali, bencana terjadi saat kita berada dalam perjalanan. Terhadang oleh banjir dan terjebak dalam kemacetan panjang. Dalam kondisi demikian, kebanyakan manusia menjadi panik. Lalu tanpa perhitungan, mencoba untuk mencari selamat. Namun seringkali, malahan mendapatkan celaka akibat kurang berhati-hati.
Saat membawa mobil, tanpa perhitungan masuk ke dalam kubangan yang menyebabkan kendaraan tak bisa keluar lagi. Jika tak ada pertolongan, maka jangan sampai tinggal diam di dalam mobil. Sebaiknya keluar dan mencafri pertolongan.
Hati-hati terhadap pepohonan yang ada di sekitar kita. Jangan sampai patahan atau kayu yang tumbang menyerempet atau bahkan menimpa kita.
Apabila melakukan perjalanan dengan kendaraan umum, maka perlu mengingatkan supir untuk tidak melakukan aksi nekad dan membahayakan penumpang.
Tenang dan Berdoa
Berusaha untuk tenang dan berdoa, adalah hal penting yang harus kita lakukan saat menghadapi cuaca yang ekstrem. Hujan deras disertai kilat dan angin ribut.
Menghadapi banjir yang mulai mengepung kita pun hendaknya tetap tenang, berdoa, mencari pertolongan dan bertindak tepat untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Semoga kita semua, terhindar dari berbagai bahaya yang mengintai. Banjir, tanah longsor dan bencana alam lain yang datangnya tak terduga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H