Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bolehkah Kami Mengetuk Pintu Rumahmu?

24 Desember 2022   11:46 Diperbarui: 24 Desember 2022   11:53 2135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Hari Natal 2022 (dok pribadi)

Tok..tok...tok...! Siapakah itu? 

Kami orang asing. Bolehkah kami menumpang semalam ini saja? Di luar begitu dingin. Kami tak kenal Anda. Silakan pergi dari sini.

Ah saudaraku, Akankah engkau membiarkan kami untuk mati kedinginan di luar sini? Hah...Saudara? Kami tak punya saudara yang suka luntang-lantung di luar. Apalagi di malam dingin dan gelap seperti ini. Pergi sana, pergi...! Baik, mohon maaf telah mengganggu kenyamanan saudara.

Tok..tok...tok..! Siapa di luar sana?

Kami orang tak punya. Ijinkan kami numpang berteduh beberapa jam. Sekedar menghangatkan tubuh yang dingin ini. Kain hangat kami tak punya. Mantel pun tiada. Hanya selembar pakaian yang melekat pada tubuh kami. Ah, tak peduli siapa dirimu. Apakah engkau kira, di sini tempat penginapan? Pergi sana! Jangan mengganggu tidur kami. Terima kasih. Kami pergi pak, kami pergi bu.

Natal dan kaum miskin. Mari buka mata dan hati untuk mereka (dok foto: mediantt.com)
Natal dan kaum miskin. Mari buka mata dan hati untuk mereka (dok foto: mediantt.com)

Tok..tok...tok..., permisi!

Hei siapa kamu, malam-malam begini bertamu? Kami tuan. Sedang melakukan perjalanan panjang dan jauh. Kami kemalaman  di sini. Di luar sungguh gelap. Tiada cahaya,  tak ada bintang bersinar. Semuanya gelap.

Lalu apa maunya kalian? Mohon bukakan pintumu utuk kami. Biarkan kami menumpang tidur. Tak ada tempat untuk kalian! Mohon, isteri saya sedang mengandung dan beberapa saat lagi akan melahirkan. Alamak..., mau numpang melahirkan? Anda keliru! Ini bukan rumah sakit. Ini adalah rumah pribadi. Catat ya, pri...ba...di...!!!

Akankah engkau membiarkan kami bersama calon pemimpin bangsamu mati kedinginan di luar sini? Mohon berikanlah tempat untuk kami. Di emper rumah pun kami bersyukur. Di gudang pun tak masalah. Asalkan calon anak dan isteri mendapatkan kehangatan di dalam rumah.

Mengapa engkau tetap ngotot? Apa peduli kami terhadap kalian? Mau calon pemimpin bangsa, atau raja sekalipun tak akan kami biarkan kalian masuk ke rumah kami. Sekalipun kamu mau membayar, kami tetap tak sudi. Pergi sana, atau kuhajar kalian!

***

Isteriku, bertahanlah. Kuatkanlah hatimu. Di sekitar tempat ini, ada kandang domba. Kandang itu berada di dalam gua. Semoga kita mendapatkan kehangatan di sana. Mari kita pergi.

Baiklah suamiku, aku percaya dan serahkan semuanya kepadamu untuk mengantarkan diriku dan anak kita ke sana. Semoga anak kita tak apa-apa.

Ilustrasi gambar Malaikat dan para gembala yang miskin (dok foto: domba2domba.blogspot.com)
Ilustrasi gambar Malaikat dan para gembala yang miskin (dok foto: domba2domba.blogspot.com)

Di dalam kandang nan gelap. Dinginnya hawa malam menembus hingga ke dalam gua. Hanya ada tempayan, tempat para gembala memberi air pada domba-dombanya. Juga onggokan jerami, makanan para ternak. Di sudut yang lain, ada kain lampin yang tergeletak begitu saja.

Hendaklah kujadikan palungan ini untuk tempat lahir putraku. Jerami-jerami ini kutumpuk di dalam palungan biar empuk. Dan akan kubungkus anakku dengan kain lampin yang ada. Semoga sang Putra lahir dengan selamat.

Dan...

Tangis bayi memecah kesunyian malam. Gua nan dingin dan gelap mendadak bersinar. Nyanyian malaikat mengabarkan suka cita bagi dunia. Hari ini, telah lahir bagimu seorang juru selamat. Inilah tandanya bagimu: "Kamu akan menemukan seorang bayi mungil, terbaring tenang di dalam palungan".

Gloria in exelcis Deo. Kemuliaan kepada Allah di surga. Dan damai di bumi bagi orang yang berkenan pada-Nya.

Selamat Hari Natal 2022 (dok pribadi)
Selamat Hari Natal 2022 (dok pribadi)

Selamat Hari Natal 2022, dari Kota Karang Kupang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun