Mengapa engkau tetap ngotot? Apa peduli kami terhadap kalian? Mau calon pemimpin bangsa, atau raja sekalipun tak akan kami biarkan kalian masuk ke rumah kami. Sekalipun kamu mau membayar, kami tetap tak sudi. Pergi sana, atau kuhajar kalian!
***
Isteriku, bertahanlah. Kuatkanlah hatimu. Di sekitar tempat ini, ada kandang domba. Kandang itu berada di dalam gua. Semoga kita mendapatkan kehangatan di sana. Mari kita pergi.
Baiklah suamiku, aku percaya dan serahkan semuanya kepadamu untuk mengantarkan diriku dan anak kita ke sana. Semoga anak kita tak apa-apa.
Di dalam kandang nan gelap. Dinginnya hawa malam menembus hingga ke dalam gua. Hanya ada tempayan, tempat para gembala memberi air pada domba-dombanya. Juga onggokan jerami, makanan para ternak. Di sudut yang lain, ada kain lampin yang tergeletak begitu saja.
Hendaklah kujadikan palungan ini untuk tempat lahir putraku. Jerami-jerami ini kutumpuk di dalam palungan biar empuk. Dan akan kubungkus anakku dengan kain lampin yang ada. Semoga sang Putra lahir dengan selamat.
Dan...
Tangis bayi memecah kesunyian malam. Gua nan dingin dan gelap mendadak bersinar. Nyanyian malaikat mengabarkan suka cita bagi dunia. Hari ini, telah lahir bagimu seorang juru selamat. Inilah tandanya bagimu: "Kamu akan menemukan seorang bayi mungil, terbaring tenang di dalam palungan".
Gloria in exelcis Deo. Kemuliaan kepada Allah di surga. Dan damai di bumi bagi orang yang berkenan pada-Nya.