Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mama, Hal Terindah dalam Hidup Ini adalah Pelukanmu

22 Desember 2022   08:10 Diperbarui: 22 Desember 2022   08:11 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu mendidik anak untuk berdoa sejak anak usia dini (dok foto: pixabay.com)

Mama, pelukanmu adalah hal terindah dalam hidupku. Teringat saat kumenangis, dengan lembut engkau mengusap rambutku, memeluk dan menenangkan diriku. Saat takut, engkau membuatku menjadi nyaman dalam rangkulan jemari tanganmu. Hangatnya pelukan dan aroma keramas rambutmu yang basah, selalu kuingat hingga kini. Kurindu dirimu, mama.

Bagiku, setiap hari adalah hari ibu. Namun berhubung setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu, maka perkenankan saya mengucapkan selamat hari ibu. Yang pertama, bagi almarhum mama saya, yang membesarkan 10 bersaudara kandung dengan penuh sayang. Tanpa mengutamakan seseorang dari yang lainnya.

Ucapan yang sama, juga untuk isteri terkasih yang telah mengandung dan membesarkan anak-anak sebagai anugerah terindah dari Tuhan. Ia juga tetap setia dengan pekerjaannya di luar tanpa mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Merawat dan mendidik anak-anak dengan penuh cinta.

Tentu saja, ucapan selamat hari ibu juga saya tujukan kepada para ibu yang menyempatkan diri membaca artikel sederhana ini. Selamat, Anda semua adalah ibu yang hebat sekali. Karena dirimu, kami hidup hingga besar dan mandiri. Sehat selalu dan Tuhan memberkati kalian, para ibu.

Selamat hari ibu, 22 Desember 2022 (dok foto pribadi/twibbonize.com/Nefy Bana design)
Selamat hari ibu, 22 Desember 2022 (dok foto pribadi/twibbonize.com/Nefy Bana design)

Kasih Anak Sepanjang Galah

Kasih sayang seorang anak, tak akan pernah menyamai kasih ibunya. Sekalipun sang anak sempat merawat ibundanya di kala usia senja, tetap tidak menyamai pengorbanan seorang ibu. Kasih anak memang hanya sepanjang galah.

Secuil perhatian dari seorang anak saat ibu sakit, tak menyamai perhatian seorang ibu saat mengandung anaknya. Dengan beban berat di dalam perutnya, ia tetap melakukan aktifitas harian penuh semangat dan tak mengeluh. Berjalan, memasak, mencuci, bahkan bekerja di luar untuk mencari nafkah bagi keluarganya. 

Seorang anak juga tak mampu untuk menandingi rekor ibu dalam hal merawat anaknya. Ibu punya andil sangat besar untuk mengasuh anaknya. Dari kecil hingga besar. Menyuap anak, melatihnya berjalan, dan menuntunnya untuk melakukan berbagai hal hingga mandiri. 

Kasih Ibu Sepanjang Jalan

Jika kita memperhatikan jalan, maka hanya beberapa meter saja yang dapat kita lihat. Namun, jalan itu amatlah panjang. Bahkan, bisa melingkari seluruh daratan suatu pulau.

Kasih ibu sepanjang jalan. Sekalipun tak terlihat oleh mata, ibu memang yang terbaik bagi kita. Jasanya tak dapat tergantikan dengan uang, pun materi lainnya. Dan ia memberikan kepada kita, segala sesuatu yang dimilikinya secara gratis. Cuma-cuma.

Perhatian dan curahan kasih sayang seorang ibu dimulai dari saat ia mulai mengandung. Sembilan bulan, sepuluh hari bagi ibu yang mengandung secara normal. Bisa kurang, dan sering pula melebihi masa perkiraan.

Ia, melakukan persalinan dengan susah payah, bertarung nyawa. Entah melalui persalinan normal ataupun melalui operasi sesar, tetaplah berisiko pada kehilangan nyawa sang ibu. Namun itu semua diterima dengan ikhlas. Tersenyum puas, manakala mendengar suara tangisan bayinya. Membuka mata, lalu mencoba memberikan tetes air susunya yang pertama bagi sang buah hati.

Ah, mama. Satu tetes air susu yang engkau berikan setiap saat mampu membesarkan diriku sampai bertahan hingga sekarang. Seperti yang dinyanyikan oleh Doddie Latuharhary dalam lagu Satu Tetes Aer Susu Mama berikut ini.

Semangat Ibuku Luar Biasa 

Seorang ibu, tetaplah seorang ibu. Tak tergantikan. Ia telah menjalani kontak bathin dengan anaknya, semasa dalam kandungan. Lalu mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan caranya sendiri hingga besar dan mandiri.

Lantas, selesaikah ketika anak-anaknya telah mandiri dan berkeluarga?  Tidak.  Ketika dipanjangkan umurnya oleh Sang Pencipta,  maka ia akan sangat bahagia saat cucu-cucunya lahir.

Masih ingat dalam benakku, ketika anak pertama kakakku lahir. Mama begitu sibuk untuk menyiapkan segala kebutuhan calon cucu pertamanya. Lalu cucu kedua dari anaknya yang lain pun lahir. Tetaplah ia menyiapkan, dan menyediakan berbagai kebutuhan anaknya.

Minuman herbal, bubur, buah, telur dan ayam panggang, disediakan sendiri untuk anaknya. Hal yang paling disenanginya, adalah memandikan sang cucu sambil mengajaknya berdialog, sekalipun sang cucu belum mengerti apa-apa.

Ibu selalu bersemangat hingga akhir hayatnya. Urusan rumah tangga selalu dikerjakan dengan baik. Memasak, mencuci, membereskan seisi rumah. Termasuk melatih kami untuk bertanggung jawab terhadap pakaian dan kamar kami sejak usia dini.

Lalu mendidik kami untuk melebarkan tanggung jawab. Diajaknya kami untuk menyapu rumah dan halaman. Akhirnya, dilatih juga untuk bekerja di kebun. Menanam, mencabut rumput, panen hasil kebun lalu bawa pulang dan olah menjadi makanan yang enak.

Ibu Mengajarkan Diriku untuk Berdoa

Satu hal penting dalam hidup ini, ibulah yang mengajak kami untuk berdoa. Tak hanya berdoa di saat susah, tetapi berdoa juga saat dalam suasana bahagia. Berdoa sebelum tidur dan di saat bangun tidur. Saat makan dan setelah makan. Juga saat bepergian dan ketika telah sampai tujuan. Semua harus diawali dan diakhiri dengan doa.

Ibu mendidik anak untuk berdoa sejak anak usia dini (dok foto: pixabay.com)
Ibu mendidik anak untuk berdoa sejak anak usia dini (dok foto: pixabay.com)

Doa adalah senjata hidup. Demikian ibu selalu mengingatkan. Belakangan, setelah mengalami beberapa kali persoalan dalam hidup di saat besar, barulah saya mengerti perkataan ibu. Ketika semua usaha telah dilakukan tanpa hasil, harapan selalu datang saat kita berdoa. Bahkan ketika kita mati pun, tetap didoakan oleh orang lain dengan harapan.

Semasa kecil, kami belum mengerti apa makna ajaran ibu. Sering kali kami tidur tanpa berdoa. Tetapi ibu punya 1001 cara untuk mengingatkan anak-anaknya. Biasanya, kalau hendak tidur malam kami harus berdoa kuat-kuat dari kamar kami agar terdengar oleh ibu. Dan mengucapkan kalimat, "Selamat tidur bapak, mama, kakak dan adik semua". Dan yang paling rajin menjawab, adalah mama.

Ah, mama. Banyak sekali yang ingin kuceritakan padamu. Tentang diriku, tentang keluargaku, tentang menantumu dan cucu-cucumu yang kini dalam proses pertumbuhan. Namun engkau kini telah tiada. Aku hanya berharap, peluklah kami walaupun hanya lewat mimpi.

Mama, Tak ada kado istimewa yang dapat kuberikan di hari ibu ini, selain berdoa untukmu. Bahagia kiranya di tempat abadimu. Tempat dimana kami pun akan bersemayam disana untuk selamanya.

2-63a3acca08a8b57e696a72b2.jpg
2-63a3acca08a8b57e696a72b2.jpg
Induk unggas pun selalu menjaga dan mengajari anak-anaknya hingga besar  dan mandiri (dok foto: pixabay.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun