Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mama, Hal Terindah dalam Hidup Ini adalah Pelukanmu

22 Desember 2022   08:10 Diperbarui: 22 Desember 2022   08:11 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anakku yang cowok takut pada laut saat pertama kali diajak berenang. Ibunya pun memeluk dan menenangkannya (dok pribadi)

Perhatian dan curahan kasih sayang seorang ibu dimulai dari saat ia mulai mengandung. Sembilan bulan, sepuluh hari bagi ibu yang mengandung secara normal. Bisa kurang, dan sering pula melebihi masa perkiraan.

Ia, melakukan persalinan dengan susah payah, bertarung nyawa. Entah melalui persalinan normal ataupun melalui operasi sesar, tetaplah berisiko pada kehilangan nyawa sang ibu. Namun itu semua diterima dengan ikhlas. Tersenyum puas, manakala mendengar suara tangisan bayinya. Membuka mata, lalu mencoba memberikan tetes air susunya yang pertama bagi sang buah hati.

Ah, mama. Satu tetes air susu yang engkau berikan setiap saat mampu membesarkan diriku sampai bertahan hingga sekarang. Seperti yang dinyanyikan oleh Doddie Latuharhary dalam lagu Satu Tetes Aer Susu Mama berikut ini.

Semangat Ibuku Luar Biasa 

Seorang ibu, tetaplah seorang ibu. Tak tergantikan. Ia telah menjalani kontak bathin dengan anaknya, semasa dalam kandungan. Lalu mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan caranya sendiri hingga besar dan mandiri.

Lantas, selesaikah ketika anak-anaknya telah mandiri dan berkeluarga?  Tidak.  Ketika dipanjangkan umurnya oleh Sang Pencipta,  maka ia akan sangat bahagia saat cucu-cucunya lahir.

Masih ingat dalam benakku, ketika anak pertama kakakku lahir. Mama begitu sibuk untuk menyiapkan segala kebutuhan calon cucu pertamanya. Lalu cucu kedua dari anaknya yang lain pun lahir. Tetaplah ia menyiapkan, dan menyediakan berbagai kebutuhan anaknya.

Minuman herbal, bubur, buah, telur dan ayam panggang, disediakan sendiri untuk anaknya. Hal yang paling disenanginya, adalah memandikan sang cucu sambil mengajaknya berdialog, sekalipun sang cucu belum mengerti apa-apa.

Ibu selalu bersemangat hingga akhir hayatnya. Urusan rumah tangga selalu dikerjakan dengan baik. Memasak, mencuci, membereskan seisi rumah. Termasuk melatih kami untuk bertanggung jawab terhadap pakaian dan kamar kami sejak usia dini.

Lalu mendidik kami untuk melebarkan tanggung jawab. Diajaknya kami untuk menyapu rumah dan halaman. Akhirnya, dilatih juga untuk bekerja di kebun. Menanam, mencabut rumput, panen hasil kebun lalu bawa pulang dan olah menjadi makanan yang enak.

Ibu Mengajarkan Diriku untuk Berdoa

Satu hal penting dalam hidup ini, ibulah yang mengajak kami untuk berdoa. Tak hanya berdoa di saat susah, tetapi berdoa juga saat dalam suasana bahagia. Berdoa sebelum tidur dan di saat bangun tidur. Saat makan dan setelah makan. Juga saat bepergian dan ketika telah sampai tujuan. Semua harus diawali dan diakhiri dengan doa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun