Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Kupang Kota Kasih, Masihkah Relevan?

14 Desember 2022   14:44 Diperbarui: 16 Desember 2022   16:19 1549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Kupang, memiliki semboyan Kota KASIH, yang adalah akronim dari Karya, Aman, Sehat, Indah dan Harmonis.

Dengan motto ini. Kupang menata diri untuk membangun manusia Kupang seutuhnya dengan tetap menjaga kelestarian lingkungannya. Dengan semangat KASIH, Kupang dinyatakan sebagai rumah bersama untuk semua etnis dan agama. Membangun, tanpa membuat sekat dan perbedaan.

Kupang, adalah nama salah satu kota di Indonesia. Terletak di ujung barat Pulau Timor. Selain menjadi kota setingkat kabupaten, Kota Kupang sekaligus menjadi ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pulau Timor sendiri kini telah menjadi milik dua negara yaitu negara Timor Leste di bagian timur, dan negara Indonesia di bagian barat. Di Timor bagian barat, ada 5 kabupaten dan 1 kota. Kabupaten Belu dengan ibukota Atambua, Malaka (Betun), Timor Tengah Utara (Kefamenanu), Timor Tengah Selatan (Soe), Kabupaten Kupang (Oelamasi) dan Kota Kupang dengan ibukota Kupang.

Kota Kupang  memiliki luas 180,27 km2, terbagi dalam 6 kecamatan dan 51 kelurahan. Jumlah penduduk hasil  Sensus Penduduk September 2020 sebanyak 5,33 juta jiwa. Laju pertambahan penduduk dibanding 10 tahun sebelumnya sebesar 1,25 persen. Wajar saja ada peningkatan setiap tahun, karena Kota Kupang merupakan pusat kota di NTT.

Kantor Gubernur NTT juga berada di wilayah Kota Kupang (dok foto: lombafotoastra.satu-indonesia.com)
Kantor Gubernur NTT juga berada di wilayah Kota Kupang (dok foto: lombafotoastra.satu-indonesia.com)

Tulisan Lilaunol Dael Banan pada Logo yang Tak Terkenal

Logo Kota Kupang, dibangun dalam satu kesatuan gambar dan tulisan. Semua gambar yang dilukis dalam satu kesatuan logo ini masing-masing memiliki makna.

Paling atas, ada bintang bersegi lima. Lalu samping kiri dan kanan ada gambar padi dan kapas. Rantai mengelilingi gambar alat musik Sasando yang ditempatkan di tengah-tengah. Sasando, merupakan alat musik asal NTT yang telah dimasukkan sebagai alat musik penting dalam daftar khasanah musik tanah air.

Selain gambar, terdapat juga tulisan yang ditempatkan pada dua bagian terpisah. KOTA KUPANG, berkaitan dengan identitas kota yang dinamakan Kupang. Tahun 1996, menunjukkan tahun berdirinya Kota Kupang, yang terpisah dari Kabupaten Kupang. Sedangkan pada bagian lain tertulis kalimat dari bahasa Helong, LILAUNOL DAEL BANAN, mengandung makna 'Bangunlah aku dengan hati nurani yang tulus dan ikhlas".

Mayoritas warga Kota Kupang, akan lebih tahu tentang Kupang sebagai kota KASIH. Mereka kurang tahu, bahwa ada tulisan lain yang sudah ada, LILAUNOL DAEL BANAN. Namun ketika dikejar, akronim dari KASIH, maka mayoritas akan salah menguraikannya.

Logo Kota Kupang (dok: Pemkot Kupang)
Logo Kota Kupang (dok: Pemkot Kupang)

 KASIH: Karya, Aman, Sehat, Indah, dan Harmonis

Setiap daerah  memiliki semboyan sendiri-sendiri.  Kupang juga memiliki motto, Kupang Kota KASIH".  Motto ini merupakan akronim dari Karya, Aman, Sehat, Indah dan Harmonis.

Karya, dikaitkan dengan bekerja. Tanpa bekerja, maka masyarakat Kota Kupang tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, dan kebutahan hidup lainnya.

Kupang harus aman bagi setiap masyarakat. Termasuk tamu yang karena sesuatu kepentingan, datang ke Kupang, baik untuk satu-dua hari maupun beberapa lama.

Sehat sangat diperlukan agar masyarakat Kota Kupang dapat menjalankan aktifitasnya dengan baik. Kota Kupang sendiri memiliki 12 Rumah Sakit pemerintah dan swasta tipe D, C, dan B. Juga terdapat sekitar 11 puskesmas dan belasan faskes lainnya.

Sebagian besar masyarakat Kota Kupang dapat mengakses faskes yang ada dengan menggunakan BPJS Kesehatan. Termasuk bantuan pemerintah dalam bentuk lain di bidang kesehatan masyarakat.

Kantor Walikota Kupang (dok foto: indoplaces.com)
Kantor Walikota Kupang (dok foto: indoplaces.com)

Sayangnya, untuk kesehatan sanitasi lingkungan nampaknya belum menjadi perhatian yang serius. Mayarakat gemar membuang sampah rumah tangga mereka dimana-mana. Di sepanjang jalur 40 dan jalan-jalan lain yang sepi, dan lahan-lahan kosong, menjadi tempat masyarakat membuang sampah. Tanpa merasa terbebani.

Beberapa tahun belakangan, Kota Kupang menata diri untuk tampil lebih cantik. Beberapa taman di lama diperbaiki. Seperti monumen Tirosa di lingkaran bundaran PU, patung Inaboi di depan Hotel Ina Boi Kelapa Lima, Patung Sonbai di Jalan Urip Sumoharjo. Juga beberapa taman seperti Tamnos, Taman Adipura, dan Pantai Kelapa Lima.

Semua penataa kota ini, berkaitan dengan upaya pemerintah kota menciptakan suasana kota yang nyaman dan indah. Termasuk menambah lampu-lampu jalan hingga ke pemukiman warga.

Kupang adalah rumah kita semua. Toleransi antarsuku dan antarumat beragama terjalin baik di Kota Kupang. Keharmonisan tercipta di sini. Setiap umat beragama merasa nyaman dan aman dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Termasuk ibadah dalam perayaan-perayaan hari besar agama mereka.

Kupang adalah kota multietnik. Ada suku Timor, Rote, Sabu, Alor. Sumba, Flores, Bugis, Jawa, Madura, dan suku lain yang berasal dari daerah lain di Indonesia. Semua etnis bersatu mambangun kota Kupang dengan caranya masing-masing.

Taman Ina Boi nan legendaris di Kota Kupang (dok foto: justkupang. photo.blog)
Taman Ina Boi nan legendaris di Kota Kupang (dok foto: justkupang. photo.blog)

Masih Relevankah Kupang Menyandang Gelar Kota Kasih?

Pertanyaan ini, selayaknya dipertanyakan dan dijawab sendiri oleh seluruh warga Kota Kupang. Saya pribadi, menjawab ya masih relevan, namun perlu diperbaiki hal-hal yang belum berjalan dengan baik.

Lalu, bagaimana dengan logonya? Sudah sepatutnya direvisi. Tanpa mengurangi makna kata yang telah dbubuhkan disana, maka perlu dipertimbangkan untuk memasukkan kalimat Kupang Kota Kasih dan menghilangkan tulisan lainnya. Sebab selama ini, tulisan tersebut jarang dipublikasikan kepada masyarakat. Tertulis, tetapi tak dipahami maknanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun