Kumparan.com (24/11/2022) merilis penyebab langkanya mitan di Kupang, seperti yang disampaikan oleh Muhammad Herdiansyah selaku Sales Branch Manager Pertaminan Rayon I NTT. Kuota mitan memang sedang dikurangi, mengikuti kebijakan BPH Migas. Penurunan dilakukan sebesar 2,02 persen yaitu 104.990 KL.
Di lain pihak, disinyalir ada permainan dibalik kelangkaan mitan di Kota Kupang. Kapolda NTT, Irjen Pol Johny Asadoma akan membentuk timsus untuk menyelusuri kelanggkaan mitan. Semoga cepat ditemukan, agar proses distribusi mitan ke pangkalan-pangkalan kembali normal.
Kelangkaan mitan juga tidak serta merta membuat warga untuk beralih menggunakan sumber energi lain. Seiikat kecil kayu bakar, harganya sudah Rp 5.000. Sementara, untuk berpindah menggunakan gas juga harus keluar modal terlebih dahulu untuk membeli tabung gas dan kompor gas.
Menggunakan listrik? Mana kuat ya, penduduk dipaksa untuk membeli pulsa pra bayar yang semakin mahal dan cepat habis. Pilihan saat ini, ya berburu mitan dari pangkalan ke pangkalan, mencari  strategi untuk antri berlam-jam untuk mendapatkan dua jeriken mitan dari operasi pasar yang dilakukan.
Langkanya Mitan Menambah Beban Hidup Rakyat
Langkanya mitan menjelang Natal dan Tahun Baru, membuat warga kota Kupang semakin panik. Sebab, barang-barang kebutuhan pokok sudah naik. Jika barang langka, pasti harga pun naik hingga mencekik leher. Demikian beberapa ibu berdiskusi di tengah antrian mitan di depan Polsek Kelapa Lima.
Belum lagi kebutuhan dasar lain. Beras, telur, daging ayam semuanya naik, Minyak goreng, ikan juga ikut-ikutan naik lagi. Beberapa penjual bahan pokok masih bertahan dengan harga lama, namun mengurangi ukurannya.
Ah, akhir tahun yang membuat orang was-was. Tentang harga komoditas yang cenderung menaik, namun sulit untuk turun lagi. Suka naik, namun lupa turun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H