Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sepe, Bunga Flamboyan Ikonisnya Kota Kupang

21 November 2022   11:23 Diperbarui: 1 Desember 2022   11:15 1842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Surabaya terkenal dengan Tabebubayanya, maka Kota Kupang punya bunga flamboyan. Warga Kota Kupang menamakannya Sepe. Kadang disebut pula sebagai bunga November. Para ilmuwan menyebutnya sebagai Delonix regia.

Sepe, bukan tanaman asli Indonesia. Diduga berasal dari Madagaskar. Dari sinilah, menyebar ke Amerika dan Asia, termasuk Indonesia. Dari daerah asalnya, tanaman ini memang menyebar dan berkembang di daerah sub tropis hingga daerah tropis.

Di Kota Kupang, akhir tahun selalu membuat hati nyaman ketika memandang sekeliling kita. Alam, yang tadinya terlihat gersang di musim kemarau kembali menghijau. Saat ini, Kota Kupang dan seluruh daerah di NTT terlihat seperti musim semi.

Dedaunan yang gugur di musim panas, tergantikan dengan pucuk-pucuk muda nan subur dan hijau. Rerumputan kering pun bangkit lagi. Menggeliat untuk satu siklus hidup. Tumbuh, berkembang, berbunga dan berbuah untuk mempertahankan eksistensinya di bumi.

Setangkai bunga Sepe dari Tamnos Kota Kupang (dok pribadi)
Setangkai bunga Sepe dari Tamnos Kota Kupang (dok pribadi)

Semarak Bunga Sepe di Kota Kupang

Tak ketinggalan, pohon Sepe yang kini menjadi ikon Kota Kupang sejak beberapa tahun silam. 

Beberapa pohon, lebih awal memunculkan bunga khasnya, warna flamboyan. Mulai bersemi sejak September, lalu bertambah lagi  di Oktober.

Sepe baru akan ramai-ramai mekar saat memasuki bulan November hingga Desember. Jalur paling semarak dengan bunga Flamboyan, adalah Jalan Eltari dan Frans Seda. Termasuk kawasan Tamnos, Taman Nostalgianya warga Kupang. Tak ketinggalan, areal seputar perkantoran Walikota Kupang. Warna Flamboyan melambai indah, ketika tertiup angin.

Beberapa warga, terlihat berhenti di pinggir jalan. Sekedar mendokumentasikan beberapa kembang Flamboyan. 

Bagi yang tak puas, bisa mendekat untuk mengabadikan peristiwa yang datangnya hanya sekali dalam satu tahun itu.

Sepe mekar di Tamnos, menambah semarak taman ini (dok pribadi)
Sepe mekar di Tamnos, menambah semarak taman ini (dok pribadi)

Pohon Sepe, juga ditanam menyebar di beberapa ruas jalan. Termasuk halaman warga setempat. Bunganya yang berwarna kontras dengan warna hijau alam, nampak jelas meskipun dilihat dari radius yang cukup jauh.

Flamboyan termasuk dalam suku Fabaceae atau polong-polongan. Ciri tanaman ini, bijinya berkeping dua atau sering dinamakan dikotil. Saat biji mulai tumbuh, maka kotiledon atau daun lembaga yang terdiri dari sepasang itu akan membelah dua. 

Dari tengah-tengahnya ini, muncul kehidupan baru. Bertumbuh dan bekembang menjadi tanaman baru. Kemudian menghasilkan keturunan baru lagi, apabila kondisi eksternal ikut mendukung.

Menanam Sepe Itu Mudah

Menanam Sepe itu mudah, asal ada niat dan sedikit peduli untuk merawatnya. Umumnya Sepe berkembang biak secara generatif. 

Ketika buah polongnya mengering, maka akan pecah dan biji-biji di dalam polongan itu akan berhamburan keluar sejauh mungkin.

Bebijian yang terlontar ini, menunggu dukungan dari eksternal untuk tumbuh. Tanah, air, dan cahaya matahari. Sementara yang jatuh di jalan raya, gagal tumbuh karena terinjak lalu lalangnya kendaraan.

Sepe bermekaran di jalan protokol Eltari dan Frans Seda, Kota Kupang (dok pribadi)
Sepe bermekaran di jalan protokol Eltari dan Frans Seda, Kota Kupang (dok pribadi)

Jika kita menginginkan untuk menanam Sepe, maka saat inilah kita mulai menanam. Silakan saja, bergerak menuju pohon-pohon Sepe yang telah berbuah. Lihat di sekitarnya, banyak anakan Sepe yang subur-subur. Ambillah, dan bawa pulang. Tanam di lokasi di mana kita mengingnkannya.

Tetapi hati-hati saat mengambil anakan, jangan sampai hanya mencabut akarnya saja. Usahakan membawa serta media tanah tempat tumbuhnya Sepe muda.

Bagi yang ingin memulai dari biji, bisa juga mengambil polong yang sudah tua. Kupas, dan bawa pulang biji-bijinya. Rendam dalam air hangat, atau kulit bijinya diamplas sedikit biar cepat tumbuh.

Buah Sepe tahun lalu masih menggantung di atas pohon Sepe ketika bunganya mekar tahun ini (dok pribadi)
Buah Sepe tahun lalu masih menggantung di atas pohon Sepe ketika bunganya mekar tahun ini (dok pribadi)

Tetapi saya tidak melakukan praktik tersebut. Langsung menyemainya di polibag berisi campuran media tanah dan kompos. Lalu disiram secara rutin. Tak lama kemudian, tumbuh Sepe muda. Paling mudah jika dipindahkan di saat musim hujan. Tak perlu disiram karena hampir tiap hari turun hujan.

Anakan pohon Sepe yang  tumbuh subur di musim hujan dapat diambil dan ditanam di temapt lain (dok pribadi)
Anakan pohon Sepe yang  tumbuh subur di musim hujan dapat diambil dan ditanam di temapt lain (dok pribadi)

Manfaat Sepe untuk Kita

Tanaman Sepe memiliki beberapa manfaat, baik bagi manusia maupun untuk alam. Pesona bunganya sering membuat orang merasa nyaman dan senang. 

Tak mengherankan, jika para pekerja dan anak sekolah rajin mengamati indahnya bunga Flamboyan bisa jadi untuk mengusir kejenuhan. Bunga Sepe juga dapat dihadirkan sebagai hiasan interior di kantor atau rumah.

Beberapa pengrajin, memanfaatkan biji Sepe yang tua dan keras itu untuk merangkai manik-manik. Dapat digunakan untuk gelang, gantungan kunci dan aneka souvenir lain.

Ekstrak daun dan bijinya, dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit malaria sebab memiliki kandungan alkaloid tinggi. Tentu saja digunakan dalam jumlah yang terbatas.

Sepe juga berfungsi sebagai peneduh. Sebab memiliki kanopi yang lebar dan daunnya pun rimbun. Pohon tinggi, bisa mencapai belasan beberapa meter. Namun perlu hati-hati, sebab dahannya sering patah ketika ditiup angin kencang.

Batang kayu Sepe dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Selain itu, berkontribusi untuk mencegah erosi di sekitarnya. 

Alam menjadi lestari, manusia pun merasa nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun