Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Rumpu Rampe, Sepiring Rame Rame

18 November 2022   04:52 Diperbarui: 18 November 2022   06:50 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumpu rampe adalah hasil akhir dari ramuan aneka sayuran dari NTT, utamanya oleh penduduk dari Flores. Hampir semua orang di sana tahu membuat rumpu rampe, baik yang komplit maupun hanya terdiri dari dua atau tiga jenis saja.

Seperti daerah lainnya, Nusa Tenggara Timur juga memiliki beberapa makanan tradisional yang sudah diperhitungkan dalam wisata kuliner Nusantara. Sebutlah sei dan jagung bose. Memperkuat deretan Makanan Tradisional Nusantara kita.

Salah satu makanan khas NTT adalah rumpu rampe. Merupakan kumpulan sayuran yang dibuat dari beberapa jenis. Karenanya, dinamakan sebagai rumpu yaitu banyak dan rampe yang artinya beragam. Rumpu rampe artinya banyak ragam. Sepiring rame-rame.

Rumpu rampe kini tidak hanya dibuat oleh penduduk NTT. Tetapi telah dibuat di tempat lain, baik oleh perantau asal NTT maupun saudara kita dari daerah lain yang berselera dengan kumpulan aneka sayuran ini. Termasuk di dalamnya, saudara kita yang pernah bertugas atau berkunjung ke NTT pasti kangen dengan rumpu rampe selain sei.

Perihal cara memasak rumpu rampe dan beberapa makanan khas NTT dapat ditonton di sini, Uniknya Rumpu Khas NTT dari Trans TV Official berikut ini:


Resep Rumpu Rampe 

Beberapa bahan sayuran yang perlu disiapkan adalah: (1) daun pepaya; (2) bunga pepaya; (3) jantung pisang; (4) daun singkong; (5) daun kelor atau merunggu, dan (6) bisa ditambahkan buah pepaya muda.

Beberapa orang mengukur jumlah sayuran ini secara berimbang. Misalnya semua diukur dalam takaran 200 gram. Namun ibu-ibu di NTT memasak tanpa takaran. Mereka cukup mengandalkan perasaan. Memasak dengan 'hati'.

Bumbu-bumbu yang dipakai, biasanya berupa bawang merah sekira 50 gr, bawang putih 20 gr, kemiri 20 gr, garam dan merica secukupnya dan sedikit penyedap rasa. Juga ditambahkan 4 buah cabe merah besar atau lebih, tergantung selera apakah suka yang pedas atau tidak.

Seluruh sayuran ini direbus terlebih dahulu. Namun sebaiknya daun pepaya, bunga pepaya dan porongan buah pepaya direbus bersama dengan cincangan jantung pisang. Sementara daun singkong dan daun kelor direbus terpisah karena tidak memerlukan waktu yang agak lama untuk merebusnya.

Setelah semuanya direbus, diangkat dan ditiriskan maka selanjutnya semua sayuran diiris-iris lalu dicampur secara merata.

Campuran sayuran ini kemudian ditumis bersama dengan menggunakan bumbu-bumbu yang telah dihaluskan. Setelah merata, maka tumisan rumpu rampe siap diangkat dan dihidangkan pada wadah yangtelah disediakan.

Rumpu rampe, sering dihidangkan sebagai pendamping sei sapi. Tentunya ditemani pula sama sambal luat. Sambal yang dibuat dari cabe, garam, irisan jeruk nipis dan sipa sebagai pengharum.

Sei sapi, rumpu rampe dan sambal matah (dok foto: IG@yzmalicious via inews.id)
Sei sapi, rumpu rampe dan sambal matah (dok foto: IG@yzmalicious via inews.id)

Rumpu Rampe dalam Penpasu

Selain hidangan rumpu rampe dalam bentuk sayuran, sebenarnya masakan tradisional di NTT sering dicampur dalam proses memasaknya. Salah satunya, penpasu atau jagung katemak.

Penpasu atau jagung katemak merupakan pipilan jagung biji yang dimasak bersama dengan aneka kacang, daun sayuran dan buah muda. Jagung pipilan bisa berupa jagung muda, atau jagung yang sudah kering dan tua.

Umumnya, penpasu dicampur dengan kacang nasi, kacang turis (gude), kacang hijau, kacang tanah, dan jenis kacang lokal lain yang bukan kacang hutan. Bahan lain yang ditambahkan dalam masakan penpasu, adalah buah labu (muda atau tua) dan buah pepaya muda.

Hidangan jagung katemak, masakan tradisional dari NTT (dok foto: Explore Budaya via kabarntt.com)
Hidangan jagung katemak, masakan tradisional dari NTT (dok foto: Explore Budaya via kabarntt.com)

Selain kacang dan buah muda, biasanya ditambahkan bunga pepaya, daun pepaya, dan daun kelor. Bahkan pada musim bunga bengkoang, ditambahkan pula bunga bengkoang atau bunga asam.

Namun takaran sayur-mayur, tak boleh melebihi takaran jagung pipilan dan kacang-kacangan. Cara memasaknya pun tak bisa bersamaan. Apabila memasak jagung tua, maka jagunglah yang dimasak lebih dahulu. Tetapi jika jagungnya masih muda, maka jagung dan kacang dapat dimasak bersamaan.

Giliran kedua, adalah potongan labu, buah pepaya muda, labu, bunga pepaya dan daun pepaya. Apabila ditambahkan daun kelor, maka ditambahkan menjelang masakan dikeluarkan dari periuk. Sebab, daun kelor akan hancur apabila dimasak terlalu lama.

Teman makan jagung katemak alias penpasu, bisa berupa ikan goreng, ikan kering, atau dendeng. Tak perlu lagi sayuran sebab semua sudah dilebur dalam rumpu rampe penpasu. Jangan lupa, sediakan pula luat Timor agar menambah selera makan kita.

Rumpu rampe sering menjadi menu dalam pesta (dok foto: masakandapurku.com)
Rumpu rampe sering menjadi menu dalam pesta (dok foto: masakandapurku.com)

Demikian rumpe rampe asal NTT. Semoga menambah deretan daftar makanan tradisional Nusantara kita. Bangga memperkenalkan makanan daerah kita. Kalau bukan kita yang mengenalkannya, siapa lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun