Sopi diperoleh melalui proses penyulingan air nira. Menurut para peneliti dari LIPI yang dipublikasikan dalam lipi.go.id, kadar alkohol penyulingan tradisional di NTT masih tergolong rendah, 5-7 persen. Meskipun ada yang sudah di atas 12 persen.
LIPI sendiri, melalui penelitinya Dr Joko Sulistyo, menyampaikan bahwa mereka telah mengembangkan pembuatan alkohol dari sopi lontar. Tujuannya hanya untuk  medis dan pengembangan bioenergi.
Dalam pengembangannya, LIPI menggunakan bantuan bakteri Saccharomyces untuk fermentasi sopi. Lalu agar mendapatkan alkohol berkadar tinggi, hingga 70 persen sampai 90 persen maka sopi harus disuling sebanyak tiga kali dengan suhu pemanasan antara 70 -- 80 derajad Celcius.
Gula Lempeng atau Gula Merah
Penduduk NTT membuat gula merah atau gula lempeng dari tuak manis/nira lontar. Sementara di temapt lain, masyarakat juga biasa menggunakan nira enau atau kelapa, tergantung pada ketersediaan niranya.
Bahan untuk membuat gula lempeng adalah nira atau tuak manis. Bahan tambahan yang perlu disiapkan yaitu lontar yang dipotong tipis dan dibuat melingkar. Gula lempeng akan dimasukkan ke dalam lingkaran tersebut sehingga terbentuk lempengan yang terikat oleh daun lontar.
Gula Hela dan Gula Air
Gula hela merupakan produk gula kental. Tidak padat seperti gula lempeng namun tidak cari seperti gula air. Orang Kupang bilang di tengah-tengah.