Semua orang mengenal rokok. Konon, aktifitas merokok pertama kali dilakukan oleh suku bangsa Indian di Amerika. Namun itu sebatas keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.Â
Ketika bangsa Eropa menemukan Benua Amerika, mereka pun ikut mencoba melakukan ritual merokok. Kemudian bangsa Eropa membawa kebiasaan ini ke negaranya.
Dari sini, mereka menyebarkan kebiasaan merokok ini  dunia lain seiring dengan kegiatan mereka berlomba-lomba mencari daerah baru sebagai jajahannya.
Tembakau
Tembakau atau Nicotiana tabacum merupakan bahan utama rokok. Infromasi dari Wikipedia menyebutkan bahwa tembakau telah lama dibudidayakan. Jauh sebelum Colombus dan kawan-kawan menemukan Benua Amerika.
Diperkirakan telah ditanam sejak 6.000 tahun SM. Pertama kali digunakan sebagai rokok pada abad ke-1 SM. Bangsa Maya dari Amerika yang menggunakannya sebagai rokok pada saat melakukan upacara keagamaan mereka saat itu.
Sedangkan kehadiran tembakau di Nusantara diperkirakan berlangsung di tahun 1575, dibawa dari Mexico oleh bangsa Spanyol melalui Filipina. Demikian ditulis oleh Berbard Hubertus M. Vlekk, seorang sejarawan Belanda yang dikutip oleh nationalgeographic.grid.id.
Meskipun diperkenalkan oleh bangsa Eropa, penduduk Nusantara utamanya di Pulau Jawa kemudian melakukan berbagai modifikasi. Meracik sendiri, diantaranya dicampur cengkeh dengan aroma yang khas. Juga melinting sendiri. Itulah cikal bakal rokok kretek Indonesia yang terkenal itu.
Indonesia adalah negara penghasil tembakau terbesar di dunia. Bahkan jenis tembakau Indonesia paling banyak dicari di luar negeri. Data dari pertanian.go.id mengutarakan, ada 5 daerah produsen tembakau terbaik di Indonesia.
Pertama, Tembakau Temanggung
Temanggung merupakan salah satu tempat produksi tembakau terpenting di Indonesia. Ada tujuh lokasi sentral produksi tembakau di Temanggung seperti diberitakan dalam dprd.jatengprov.go.id.Â
Lokasi dimaksud adalah Lamuk, Lamsi, Paksi, Toalo, Tionggang, Swanbing dan Kidulan. Ada beberapa varietas tembakau yang dikembangkan di Temanggung, yaitu jenis Mantili, Mangkuni, Gober Paijo, Gober Pelus, dan Ngablak. Masing-masing varietas ini memiliki karakteristik sendiri.Â
Kedua, Tembakau Deli
Sejak zaman penjajah, tembakau Deli telah diusahakan. Menurut para perokok, tembakau Deli memiliki cita rasa yang sedap. Juga cocok untuk dipakai sebagai pembungkus cerutu.Â
Selain ditanam oleh masyarakat dan swasta, tembakau Deli juga masih ditanam oleh pemerintah melalui PTPN II.Â
Namun luas lahannya semakin berkurang, diganti dengan tebu dan sawit. Lokasi ini tepatnya di kebun Helvetia, Desa Klambir V, Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Ketiga, Tembakau Lombok
Tembakau Senang, merupakan tembakau Lombok yang sering dicari oleh para perokok kretek. Tembakau ini berwarna kuning gading dan diakui sebagai rokok yang mempunyai aroma harum. Tentu saja, menurut para pecinta rokok.
Keempat, Tembakau Madura
Penghasil tembakau Madura terbesar ada di Kabupaten Pamekasan. Produksi tembakau Madura ini digunakan untuk bahan baku utama rokok. Selain itu, juga untuk campuran rokok kretek.
Kelima, Tembakau Jember
Jember adalah penghasil tembakau Besuki. Jenis tembakau ini sangat terkenal di pasaran internasional. Ciri khas tembakau Jember yaitu sangat elastis sehingga paling cocok dipakai sebagai pembungkus cerutu.
Kandungan dalam Sebatang Rokok
Kandungan nikotin, merupakan zat utama di dalam rokok. zat ini diakui sebagai penyebab kecanduan. Nikotin masuk melalui darah lalu menjalar hingga otak, memacu adrenalin.Â
Karenanya, para perokok selalu akan mencari rokok untuk menikmatinya. Tidak peduli, tengah malam pun selalu mencari rokok, untuk menikmatinya.
Sebatang rokok, ternyata memiliki banyak kandungan yang berbahaya. Kemenkes RI menyebutkan terdapat 20 bahan berbahaya yang dikandung oleh sebatang rokok.
Beberapa bahaya selain nikotin di antaranya datang dari tar, benzena dan amonia. Tar merupakan zat yang dapat menyebabkan bronkitis kronis dan kanker paru-paru.Â
Benzene merupakan  karsinogen mematikan yang berhubungan dengan kanker darah atau leukemia. Amonia adalah bahan kimia yang ditambahkan dalam batang rokok. Berdampak pada bronkitis dan gangguan pernapasan.
Dari berbagai informasi kesehatan, rokok hanyalah kenikmatan semu. Rokok tidak hanya berbahaya bagi para perokok.Â
Orang-orang di sekitar perokok yang dikenal dengan perokok pasif pun tak luput dari bahaya rokok. Bahkan, bahaya  perokok pasif lebih besar dibandingkan dengan perokok aktif.
Rokok Bukanlah Satu-satunya Media Pergaulan
Banyak perokok memulai dari mencoba atau iseng-iseng saja. Anak-anak dan remaja, seringkali mencoba dengan join satu batang. Lama-kelamaan, menjadi biasa dan merasa gelisah ketika tidak menikmati sebatang rokok.
Tadinya join sama teman, lalu mulai membeli rokok batangan. Dari situ mulai membeli dalam bentuk bungkus. Perokok yang sudah ketagihan, akan susah untuk berhenti.Â
Kecuali mengalami hal-hal tertentu terkait kesehatan. Divonis TBC, gangguan pernafasan dan penyakit lain yang harus menghentikan aktifitas merokok.
Begitu sulitnya pecandu rokok untuk berhenti. Karenanya, sebaiknya tidak mencoba untuk merokok.Â
Bagi remaja yang tidak merokok, lebih baik menghindari teman-teman yang sedang merokok. Jika mendekat maka akan ditawari dan boleh jadi, akan join dengan alasan sebagai bagian dari kekompakan.Â
Selain menghindari teman-teman yang sedang merokok, lebih baik pergunakan waktu untuk melakukan kegiatan olahraga, atau kegiatan kerohanian di tempat ibadah.Â
Sebab, kita tidak akan merokok di dalam tempat ibadah. Lalu banyak mencari informasi tentang bahaya merokok. Terakhir, yakinlah bahwa rokok bukanlah satu-satunya media pergaulan kita.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H