Hari ini, 10 November 2022.Â
Segenap bangsa Indonesia mengenang jasa para pahlawan yang gugur di medan perang. Mempertahankan harkat dan martabat bangsa. Tak rela, tanah leluhur dirampas paksa oleh imperialis yang kejam. Menjadi menderita di negeri sendiri yang subur dan kaya.
Semangat juang begitu bernyala-nyala. Berbekal senjata seadanya, bambu runcing, tombak, keris. Bahkan dengan batu dan kayu, engkau maju menyambut serbuan pasukan penjajah. Lengkap dengan senjata api laras panjang dan meriam.
Namun engkau tak pernah takut. Pekikan merdeka atau mati, menjadi senjata andalanmu. Maju menyeruduk. Tebas kiri, tebas kanan. Beberapa serdadu penjajah dan serdadu pendukung tersambar tangannya, tertusuk ulu hatinya. Oleng, lalu tersungkur di medan perang.
Majuuuuu...! Serbuuuuuu....! Terdengar pekikan suara di tengah dentuman meriam. Engkau semakin maju, menyerang. Hingga sebutir peluru menembus tubuhmu. Seketika engkau merintih. Berseru kepada Allah penguasa hidup dan mati. Lalu jatuh, tak bergerak.
Sesaat kemudian medan menjadi sepi, sunyi. Pasukan berlalu. Tinggallah kalian, para pahlawan yang tergeletak kaku di situ. Dalam kondisi luka menganga dan darah mengalir dari beberapa bagian tubuh. Hanya setumpuk awan yang melindungimu. Namun tak ada artinya lagi.
Ah, Sahabat-sahabatmu telah pergi meninggalkan medan perang. Tak sempat membawamu pulang, untuk dimakamkan secara layak. Namun, engkau pastinya ikhlas dengan pengorbananmu.
Pahlawanku,
Perjuanganmu tak sia-sia. Pengorbananmu telah membebaskan negeri kita dari ketamakan kaum penjajah. 17-8-1945, menjadi tanggal keramat bagi bangsa kita. Merdeka!
Meskipun kemudian penjajah masih tak rela menerima proklamasi kemerdekaan kita, bangsa kita tetap melanjutkan perjuangan. Melucuti senjata para serdadu. Maju berperang mempertahankan kemerdekaan.
Pertempuran Ambarawa dan Pertempuran Medan Area. Perang puputan Margarana dan Bandung Lautan Api. Dan peristiwa nan heroik 10 November di Surabaya telah membuktikannya. Bangsa Indonesia, total mempertahankan kemerdekaannya.
Pahlawan tak dikenal,
Kini kami telah merdeka. Apa yang kalian perjuangkan, telah dinikmati oleh anak cucumu. Kami tak dapat membalas jasa-jasamu, selain ode untuk menghormatimu.
Terimalah syair pujian kami. Tak lupa mendoakanmu, para pahlawan kami. Bagimu, pahlawan-pahlawan tak dikenal. Terimalah hormat bhakti kami.
Kota Karang, 10 November 2022.
Greg N.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H