Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ode untuk Pahlawan Tak Dikenal

10 November 2022   16:24 Diperbarui: 10 November 2022   16:28 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu pahlawan Surabaya untuk mengenang peristiwa nan heroik, 10 November 1945 (dok foto: Shutterstock via travel.kompas. com)

Hari ini, 10 November 2022. 

Segenap bangsa Indonesia mengenang jasa para pahlawan yang gugur di medan perang. Mempertahankan harkat dan martabat bangsa. Tak rela, tanah leluhur dirampas paksa oleh imperialis yang kejam. Menjadi menderita di negeri sendiri yang subur dan kaya.

Semangat juang begitu bernyala-nyala. Berbekal senjata seadanya, bambu runcing, tombak, keris. Bahkan dengan batu dan kayu, engkau maju menyambut serbuan pasukan penjajah. Lengkap dengan senjata api laras panjang dan meriam.

Namun engkau tak pernah takut. Pekikan merdeka atau mati, menjadi senjata andalanmu. Maju menyeruduk. Tebas kiri, tebas kanan. Beberapa serdadu penjajah dan serdadu pendukung tersambar tangannya, tertusuk ulu hatinya. Oleng, lalu tersungkur di medan perang.

Tugu pahlawan Surabaya untuk mengenang peristiwa nan heroik, 10 November 1945 (dok foto: Shutterstock via travel.kompas. com)
Tugu pahlawan Surabaya untuk mengenang peristiwa nan heroik, 10 November 1945 (dok foto: Shutterstock via travel.kompas. com)

Majuuuuu...! Serbuuuuuu....! Terdengar pekikan suara di tengah dentuman meriam. Engkau semakin maju, menyerang. Hingga sebutir peluru menembus tubuhmu. Seketika engkau merintih. Berseru kepada Allah penguasa hidup dan mati. Lalu jatuh, tak bergerak.

Sesaat kemudian medan menjadi sepi, sunyi. Pasukan berlalu. Tinggallah kalian, para pahlawan yang tergeletak kaku di situ. Dalam kondisi luka menganga dan darah mengalir dari beberapa bagian tubuh. Hanya setumpuk awan yang melindungimu. Namun tak ada artinya lagi.

Ah, Sahabat-sahabatmu telah pergi meninggalkan medan perang. Tak sempat membawamu pulang, untuk dimakamkan secara layak. Namun, engkau pastinya ikhlas dengan pengorbananmu.

Monumen pahlawan Sobe Sonbai di Kota Kupang, NTT (dok foto: victorynews.id/Nahor vn)
Monumen pahlawan Sobe Sonbai di Kota Kupang, NTT (dok foto: victorynews.id/Nahor vn)

Pahlawanku,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun